SAMPIT –Pencurian air PDAM Dharma Tirta Sampit melalui sambungan ilegal masih terjadi. PDAM menghimbau Warga agar segera mendaftar langganan pemasangan sambungan baru sebelum ada tindakan tegas.
”Warga yang belum mendapatkan sambungan legal dari PDAM, diharapkan datang ke PDAM mendaftar sambungan baru, karena sampai sekarang ada warga yang menyambung sendiri aliran air. Jika belum melakukan pendaftaran juga, ini akan ditindak,” kata Direktur PDAM Dharma Tirta Sampit Firdaus Herman Ranggan, pekan lalu.
Firdaus menuturkan, sambungan ilegal PDAM tidak hanya dilakukan pelanggan rumah tangga, tetapi juga hotel. Pihaknya sudah mengetahui posisi lokasi yang melakukan pencurian air. Bahkan, ada juga yang sudah diputus sambungannya.
”Ada hotel juga yang melakukan sambungan ilegal. Wilayahnya ada di sekitar Baamang. Sampai saat ini kami sudah memutus sambungan sekitar 4-5 rumah. Nanti mereka juga kemungkinan akan kita kenai denda,” ujarnya.
Pihaknya sudah memberikan peringatan dan imbauan pada masyarakat untuk tidak melakukan sambungan ilegal. Termasuk imbauan untuk melakukan pelunasan tunggakan. Apabila tidak dipatuhi, PDAM akan melibatkan pihak ketiga dalam penertiban. ”Kami harap jangan sampai seperti itu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Firdaus menambahkan, sebagian besar pipa yang dioperasionalkan untuk mendistribusikan air ke pelanggan saat ini sudah cukup tua. Rata-rata pipa dipasang sekitar tahun 1980-an. Karena itu pipa tersebut rawan rusak, sehingga diperlukan peremajaan.
”Jadi, posisi kami sekarang tidak lagi pada merawat, melainkan perbaikan (peremajaan). Merawat kan artinya menjaga kondisi benda agar tetap dalam keadaan baik agar jangan sampai rusak, tapi sekarang tidak bisa begitu lagi. Pipa yang lama perlu diganti dengan pipa baru atau kondisinya masih bagus,” katanya.
Menurutnya, pipa yang digunakan pihaknya memang tergolong langka, karena keluaran tahun 1980-an dan tidak dapat ditemukan di Sampit, harus dipesan dari luar daerah. Harganya pun cukup tinggi, sehingga untuk mengganti semua pipa PDAM memerlukan anggaran sekitar Rp 72 miliar.
”Kami sudah mengajukan ke DPRD Kotim untuk bantuan dana tersebut,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya menyadari kondisi keuangan yang terbatas, sehingga untuk memenuhi permintaan bantuan dana sebesar itu tidak bisa sekaligus, melainkan secara bertahap. Sampai peremajaan pipa bisa dilakukan secara menyeluruh, pihaknya akan terus berupaya memberi pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggan PDAM. (sei/vit/ign)