SAMPIT-Anggota Komisi I DPRD Kotim Abdul Khalik meminta agar keberadaan rumah barak dan kos-kosan diawasi ketat, baik oleh aparat pemerintah mau pun oleh masyarakat. Dirinya juga meminta agar tim penertiban rutin menertibkan penghuni barak dan kos-kosan, untuk menghindari adanya kegiatan negatif.
"Selama ini kami melihat, kurangnya pengawasan membuat barak sering disalahgunakan. Jadi , harusnya RT mau pun pihak kelurahan aktif mengawasi, jangan menunggu laporan. Tapi setiap saat harus memantau penghuninya, serta menerapkan wajib lapor setiap menjadi penghuni baru di wilayah mereka,”imbuhnya.
Selain itu lanjut Abdul Khalik, upaya lain yang bisa dilakukan yakni dengan mengingatkan dengan tegas kepada pemilik barak, agar tidak dengan mudah menerima tamu. Tujuannya agar jika ada pasangan yang tanpa ikatan nikah bisa dihindari berdiam di barak atau kos-kosan.
Hal ini menurut Abdul Khalik, juga untuk mencegah keberadaan barak dan kos-kosan dijadikan tempat prostitusi dan tempat mesum terselubung. "Kalau tidak ada kepedulian dari pemilik barak, apalagi setiap razia di barak itu-itu saja ditemukan kegiatan negatif, kami minta cabut saja izin barakny, jika memang masih membandel," pungkasnya.
Saat ini menurut politisi PKB tersebut, aktivitas prostitusi disinyalir merambah ke barak-barak, agar sulit dilacak. Dan tambahnya, untuk mengatasi masalah tersebut perlu peran serta semua pihak, yakni sama-sama mengawasi.
Sementara itu, seperti para Sabtu malam (10/6) tadi, sedikitnya ada 10 pasangan mesum yang diamankan saat razia penyakit masyarakat (Pekat) yang dilakukan petugas gabungan. Mereka ditemukan di beberapa barak yang ada di Kota Sampit.(ang/gus)