SAMPIT – Dua ekor owa-owa ditemukan warga di Simpang Sebabi, Kecamatan Telawang, Kotawaringin Timur. Dua ekor primata itu terlantar setelah induknya diduga dibunuh. Satwa langka tersebut kemudian diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah mengatakan, owa-owa itu diserahkan Yosi, warga Baamang Hulu, Kecamatan Baamang. Yosi mendapatkan kedua owa-owa itu di tempat dan waktu yang berbeda.
”Induk owa-owa ini telah dibunuh warga. Karena kasihan, Yosi lalu mengambil dan merawat kedua owa-owa tersebut,” jelas Muriansyah, Senin (13/11).
Yosi sempat memberi nama owa-owa berjenis kelamin jantan itu. Owa-owa berusia 5 tahun diberi nama Ijon dan yang berusia 1,5 tahun diberi nama Boy. Keduanya sementara waktu diamankan di Pos Jaga BKSDA Sampit. Selanjutnya akan diserahkan ke Yayasan Kalaweit untuk proses rehabilitasi.
Muri menjelaskan, owa-owa termasuk salah satu hewan yang dilindungi undang-undang. Masyarakat dilarang memelihara, apalagi memperjualbelikan. ”Kami sangat berterima kasih kepada warga yang ikhlas menyerahkan satwa dilindungi ini. Bagaimanapun juga hewan ini dilindungi, tidak boleh dipelihara. Jika ada yang mengetahui atau masih memelihara, silakan hubungi kami. Kami akan bantu mengantarkannya ke habitat yang seharusnya,” kata Muri.
Menurut Muri, tidak menutup kemungkinan masih ada warga yang memelihara satwa langka dilindungi. Bahkan, ada indikasi memperjualbelikannya. Sebab itu, Muri tak hentinya mengimbau masyarakat untuk menyerahkan ke pihaknya.
Satwa langka di Kalimantan seperti owa-owa, orangutan, beruang madu, burung rankong, dan lainnya kini terancam kelangsungan hidupnya. Habitat mereka menciut seiring terus berkurangnya kawasan hutan yang dijadikan lahan perkebunan dan pertambangan.
Kondisi ini tak jarang, memaksa satwa mendekati permukiman penduduk untuk mencari makan dan sangat rawan terjadi konflik yang membahayakan satwa maupun manusia. (mir/oes/ign)