KOTAWARINGIN LAMA – Kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai sulit diubah. Terbukti masih banyak jamban terapung di sungai. Upaya mengubah kebiasaan buruk ini sudah dicoba Puskemas Kotawaringin Lama, namun hasilnya belum menggembirakan.
Kepala Puskesmas Kolam Gusti Sadikin mengakui kesulitan mengimplementasikan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang salah satu programnya adalah stop buang air besar (BAB) sembarangan atau open defacation free (ODF).
Penerapan program ODF di wilayah kerjanya menjadi tantangan tersendiri karena warga bantaran sungai terbiasa melakukan BAB di sungai turun temurun. Padahal, BAB di sungai termasuk kategori BAB sembarangan.
”Program ini kesulitan diterapkan di Kelurahan Kotawaringin Hilir, Kotawaringin Hulu, Desa Lalang, dan Desa Rungun. Bisa kita terapkan kalau semua pihak bisa bekerja sama dan gencar untuk menyosialisasikannya,” ucap Gusti Sadikin.
Program ODF dilaksanakan di dua kelurahan dan tiga desa. Dalam waktu dekat ini Desa Sagu Sukamulya siap mencanangkan desa bebas dari BAB sembarangan. ”Di samping itu pada tahun 2016 mendatang Kelurahan Kotawaringin Hulu dapat bantuan 150 buah WC dan Kelurahan Kotawaringin Hilir 50 buah WC dari pemerintah,” pungkasnya.(gst/yit)