PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk mendesain Bundaran Besar Palangka Raya. Bundaran Besar akan menjadi ikon kota, sehingga desainnya harus benar-benar dikaji dengan matang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng Leonard S Ampung mengatakan, sayembara desain Bundaran Besar dimenangkan mahasiswa dari Bali. Dewan juri memenangkan desain yang ditawarkan mahasiwa tersebut karena dilihat dari berbagai sudut, yaitu filosofi kelokalannya.
"Namun, untuk mendesain kembali Bundaran Besar tersebut, selain menggunakan desain pemenang sayembara itu, kami juga akan berkolaborasi dengan IAI. Konsepnya memang bagus, tapi kita ingin semuanya lebih maksimal,” ujar Leonard.
Artinya, lanjut Leo, proses desain Bundaran Besar masih memerlukan koordinasi lagi dengan pihak yang akan dilibatkan tersebut. Tak hanya itu, ke depan pihaknya juga memerlukan masukan lagi dari berbagai sumber.
"Berbicara mengenai prosesnya, tentu masih panjang. Tapi, yang pasti kita terus bicarakan rencana desainnya dengan melibatkan semua pihak, termasuk tokoh masyarakat,” katanya.
Disinggung terkait gambaran desain yang diinginkan, Leo menjelaskan, bentuk Bundaran Besar yang ada sekarang ada yang dipertahankan. Namun, ada juga ada yang akan dimodifikasi, termasuk rencana akan ada air mancur dan lainnya.
"Sayembara kemarin sebagai upaya kita mengambil idenya saja. Bagaimana bentuknya dan gambarannya. Nanti akan kita sempurnakan lagi dari Ikatan Arsitek Indonesia,” tuturnya.
Untuk pembangunan Bundaran Besar tersebut, ujar Leonard, saat ini belum sampai pada membicarakan anggarannya. Kemungkinan penganggarannya meliputi dua, yaitu menggunakan keuangan daerah atau akan menggunakan corporate social responsibility (CSR).
"Anggaran nanti akan kita bahas juga, tapi yang pasti desainnya dulu yang kita matangkan. Kalau sudah selesai pembahasan desainnya, akan dilanjutkan dengan perhitungan anggaran,” pungkasnya. (sho/ign)