KOTAWARINGIN LAMA – Air mulai merendam rumah penduduk Kelurahan Kotawaringin Hilir (Kohil) dan Kelurahan Kotawaringin Hulu (Kohul) Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam).
Dari pantauan Radar Pangkalan Bun di dua kelurahan ini, ada lima buah rumah yang terendam. Satu di Kohul dan empat di Kohil. Di Kohil, dua rumah yang terdendam terletak di Jalan Beringin RT 02 dan dua rumah di Jalan Pangkalan Bun-Kolam RT 03 Kohil. Sedangkan di Kohul, satu rumah terendam di jalan Pengeran Surya RT 05.
Masniah (48) warga Kohil yang rumahnya terendam mengatakan, air mulai masuk rumah Rabu. “Kalau kediaman saya baru bagian dapurnya sedangkan tetangga saya ini sudah seluruh lantainya,” kata Masniah.
Saat media ini mengonfirmasi pihak kelurahan, mereka belum mengetahui hal ini dan menganggap banjirnya sejumlah rumah ini adalah hal biasa karena bangunan rumahnya terlalu rendah.
Lurah Kotawaringin Hilir Abdul Kadir mengatakan, belum mendapat laporan baik dari stafnya ataupun dari ketua RT setempat. “Saya belum tahu ada rumah yang sudah terendam karena saya kemarin sedang dinas di Pangkalan Bun,” katanya, Kamis (20/7) siang di ruang kerjanya.
Orang nomor satu di Kohil ini menyebut, rumah yang banjir karena kontruksi bangunannya agak rendah sehingga setiap kali datang musim hujan selalu kebanjiran.
Belum adanya data rumah yang kebanjiran juga diakui oleh Kelurahan Kohul. Melalui salah seorang pegawai kelurahan mengatakan, belum ada laporan tentang rumah yang kebanjiran. Sementara itu Lurah Kohul Nusriadi sampai berita ini ditulis belum dapat dihubungi karena sedang dinas luar.
Sekretaris Kecamatan Kolam Nahwani menyatakan tidak menyediakan secara khusus tempat pengungsian bagi korban banjir. Banjir yang melanda Kolam bukan banjir seperti daerah lain yang menjadi bencana.
Sekcam mengatakan, terendamnya pemukiman penduduk di wilayah Kohil, Kohul, Rungun, dan Kondang adalah hal biasa. Permukiman warga ini memang berada di dataran rendah yang menjadi langgangan banjir.
Mantan Lurah Kohul ini mengatakan, Pemerintah Kecamatan tetap merencanakan dan menyediakan tempat pengungsian sebagai antisipasi. Ada tawaran dari pemerintah untuk mengatasi banjir di sejumlah desa ini dengan cara merelokasi ke tempat yang lebih tinggi, tetapi belum mendapat respon yang positif dari warga.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat terus memantau banjir. Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) berstatus siaga karena air terus bertambah tinggi. Sedangkan Kecamatan Arut Utara (Aruta) masih aman.
Kepala BPBD Kobar Hermon F Lion mengatakan, banjir di Kabupaten Kotawaringin Barat ini memang tidak bisa dianggap sepele. Ada dua desa di Kecamatan Kolam yakni Rungun dan Kondang yang kebanjiran akibat meluapnya air Sungai Lamandau. ”Bahkan sudah merendam puluhan rumah warga," Kata Hermon kamis (20/7).
Banjir yang terjadi di dua deaa tersebut berpotensi meluas dan bertambah tinggi apabila hujan tidak kunjung reda, sehingga BPBD Kobar menetapkan status siaga.
"Potensi banjir bisa terus tambah tinggi. Kita juga sudah melakukan berbagai antisipasi termasuk menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi warga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun sampai saat ini masyarakat belum ada yang mengungsi dan masih memilih tinggal di rumah," bebernya.
Apabila banjir semakin parah, pihaknya bakal segera menyalurkan bantuan. Masyarakat membutuhkan pasokan makanan mengingat jalan menuju Desa Kondang dan Rungun sudah digenangi air dan tidak bisa ditembus kendaraan.
"Soal bantuan kita selalu siap. Jika dibutuhkan kita akan berikan bantuan untuk makanan," jelasnya.
Selain di Kolam, Kelurahan Pangkut Kecamatan Aruta juga menjadi langganan banjir. Hanya kali ini air Sungai Arut belum meluap meski sudah naik satu meter dari biasanya.
"Sungai Arut di Kelurahan Pangkut sudah mulai naik. Pantauan kami masih aman. Belum ada banjir," ujarnya.
Apabila hujan terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan Aruta juga bisa kebanjiran. Bahkan jika banjir di Aruta ini hampir sebagian desa terkena dampaknya. Karena desa-desa di Aruta ini berada di pinggir sungai. "Seperti banjir pada Maret lalu ada 10 desa dan 1 Kelurahan terkena dampaknya. Semiga saja hujan cepat reda agar banjir tidak meluas," jelasnya. (gst/rin/yit)