KOTAWARINGIN LAMA – Penyakit Kanker serviks jangan sampai diremehkan, karena penyakit ini menjadi penyebab kematian wanita nomor satu di Indonesia. Sedangkan di tingkat dunia, kanker mulut rahim ini menjadi penyebab kematian nomor urut kedua.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawarungin Barat, Hadi Rawi saat mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kobar pada acara deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Kotawaringin Lama, Kamis (20/7). Pendeteksian tersebut dilakukan dengan cara pemeriksaan inveksi visual dengan Asam Asetat (IVA).
Kegiatan itu juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kobar, BPJS Kesehatan dan Tim Pengerak PKK Kecamatan Kolam, serta dalam rangka HUT BPJS Kesehatan ke 49.
Disamping itu, Hadi mengapresiasi Kepala Puskesmas Kolam beserta jajarannya yang sudah membuktikan rencana kerjanya untuk pemeriksaan IVA. Dan ke depan, hingga tahun 2019 di harapkan semua wanita yang sudah menikah dengan usia 30 hingga 50 tahun, di Kabupaten Kobar semuanya sudah terperiksa IVA, termasuk pencegahan kanker payudara.
”Karena kita tahu, bahwa saat ini kanker leher rahim itu menduduki urutan kedua kematian terbesar di dunia bagi perempuan. Tetapi di Indonesia justru pentakit ini menduduki urutan pertama,” jelasnya.
Untuk itu Hadi Rawi juga berharap kegiatan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA ini, bisa terus berlanjut. Dinas Kesehatan Kobar akan berupaya melengkapi fasilitas alat dukung untuk kegiatan tersebut.
Dilanjutkannya, semakin dini mendeteksi penyakit ini, maka semakin kecil kemungkinan terkena stadium awal kanker serviks. Diketahui, dari berbagai berita di media betapa dahsyatnya kanker satu ini ketika menggerogoti pengidapnya.
”Akibat penyakit ini orang kaya saja bisa miskin kalau sudah masuk ke stadium awal. Meski penyakit tidak menular, tapi kalau sudah kena, dan kalau tidak dikelola dengan baik, dia akan berakhir dengan, pertama kemiskinan dan akhirnya kematian,” imbuh Hadi.
Dan tambahnya, berdasarkan data Dinas Kesahatan Kobar, sepanjang tahun lalu hingga bulan ini ada tiga kasus kematian yang disebabkan kanker serviks. Sedangkan akibat kanker payudara ada dua kasus.
”Jadi dengan deteksi dini ini, jika gejala awal ada maka kita akan lakukan intervensi dengan melakukan kemoterapi, agar tidak sampai jadi stadium kanker. Semakin banyak ibu-ibu yang memeriksakan, maka semakin mengurangi angka kesakitan pada kanker yang berujung pada kematian ini,” pungkas Hadi.(gst/gus)