KASONGAN - Gorong-gorong Jalan Trans Kalimantan di Km 1,5 Kasongan - Hampalit kembali amblas, Selasa (25/7) pukul 05.00 WIB.
Lokasinya berada di 50 meter sebelum gorong-gorong amblas yang pernah diberitakan sebelumnya.
Bedanya, kali ini aspal masih menempel pada ruas jalan. Namun, agregat tanah di bawahnya habis tergerus air. Sehingga menciptakan ruang yang cukup dalam. Jika tidak segera ditangani, kerusakan diperkirakan bakal lebih parah. Bahkan berpotensi memutus akses jalan.
Kapolsek Katingan Hilir Iptu Nurheriyanto Hidayat menjelaskan, tanah agregat yang amblas tersebut berada di bahu jalan sebelah kanan arah Kasongan - Hampalit. Gerusan tanah bahkan merangsek hingga ke bagian as jalan.
"Tanah yang amblas itu menciptakan ruang cukup besar di bawah jalan. Sewaktu-waktu bisa ambrol begitu saja. Diperkirakan tanah yang amblas mencapai ke dalaman satu meteran," ungkapnya kepada Radar Sampit, Selasa (25/7).
Menghindari korban jiwa, pihaknya telah memasang rambu tanda bahaya di sekitar jalan. Akibatnya, jalan hanya mampu menampung satu lajur. Kendaraan dipaksa mengantre, agar dapat maju secara bergantian.
"Saya sudah sampaikan peristiwa itu kepada Dinas PU Katingan. Sementara, masih kita pasangkan rambu darurat dilarang melintas, itupun menggunakan kayu dan bahan seadanya," ujar kapolsek.
Dirinya menduga, kejadian itu akibat gerusan luapan banjir beberapa waktu lalu. Sehingga membuat kontruksi gorong-gorong dan agregat tanah rusak tergerus air.
"Makanya kita tutup dulu, takutnya sewaktu dilalui kendaraan berat, jalannya langsung amblas. Saya mengimbau agar pengendara untuk waspada saat melewati jalan itu," katanya.
Iip Hatri Putra warga sekitar lokasi kejadian mengatakan, amblasnya jalan aspal tersebut lantaran rusaknya gorong-gorong. Sehingga membuat aspal di atasnya merosot ke bawah, dan menciptakan patahan cukup dalam.
"Kejadian itu hampir sama dengan peristiwa kali ini. Bedanya, aspal masih belum turun. Tapi berbahaya kalau dilewati," kata Iip.
Menurutnya, kejadian tersebut sebelumnya pernah terjadi beberapa tahun silam. Luapan banjir yang cukup beberapa waktu lalu, diduga menjadi penyebabnya.
"Gorong-gorong itu dipasang saat pembangunan jalan pertama dahulu. Mungkin karena sudah terlalu lama, membuatnya keropos," jelasnya.
Hingga saat ini, sebut Iip, sedikitnya sudah dilakukan peningkatan jalan sebanyak tiga kali oleh pemerintah. Sebab, jalan tersebut sejak awal memang kerap menjadi langganan banjir.
"Pokoknya sepanjang 600 meter di jalan ini, sengaja dibangun banyak gorong-gorong untuk mengaliri air ke seberang. Kalau tidak seperti itu, air akan mudah meluap hingga ke jalan," pungkasnya. (agg)