PANGKALAN BANTENG – Pengelupasan aspal untuk perbaikan di ruas jalan Pangkalan Banteng kembali mencelakakan pengguna jalan. Jumat (4/8) pagi, suami istri, Sodik (75) dan Supinah (68) terjungkal di Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 59 Dusun Semanggang, Desa Pangkalan Banteng, saat melintas menggunakan motor di jalur itu.
Sodik (75) harus dilarikan ke Puskesmas Semanggang karena mengalami luka cukup parah di wajah, kaki, dan tangannya. Istrinya, Supinah (68) hanya mengalami luka lecet di jari kaki.
Meski tak perlu mendapatkan perawatan, nenek berkerudung merah muda dan berbaju hijau ini sempat syok setelah kecelakaan tunggal itu.
”Terpeleset, honda-nya (motor) terguling. Mbahe (Sodik) sudah dibawa ke Puskesmas, ditolong orang lewat tadi. Saya disuruh nunggu di sini,” ungkap Supinah, sesaat setelah Radar Pangkalan Bun membantu meminggirkan motor supra berkelir hitam hijau miliknya.
Supinah menuturkan, sebenarnya hampir setiap hari dia dan suaminya melintasi jalanan itu. Namun, lubang jalan dari proses pengelupasan tampah semakin dalam. Batu koral (kerikil) yang cukup banyak, dinilai cukup membahayakan bila tidak segera dilakukan pengaspalan.
”Tiga hari lalu tidak segitu dalamnya. Saya ingat karena hari-hari ke pasar sama diantar si Mbah,” ujarnya.
Menurut warga Desa Pangkalan Tiga Kecamatan Pangkalan Lada itu, siang hari saja sudah sangat membahayakan, apalagi malam hari. ”Kalau tidak ada yang menolong, entah seperti apa tadi,” katanya.
Jalan yang membelah kawasan perkebunan inti PT PNXIII itu, secara kasat mata memang terlihat cukup lebar. Selain sebagian masih beraspal mulus, namun terdapat belasan titik pengelupasan jalan yang dilakukan lebih dari sebulan lalu. Pengelupasan serupa juga dilakukan di Pangkalan Lada.
Lokasi jalan yang membuat celaka sepasang kakek-nenek pedagang sayur itu terlihat sepele. Pengelupasan aspal yang tidak terlalu panjang sepintas cukup aman, namun timbunan batu kerikil yang pada awalnya bercampur tanah yang bertujuan untuk mengeraskan jalan sangat membahaykan pengguna jalan.
”Ada banyak mas, tidak hati-hati bisa nyungsep,” kata Rahmat, pengendara motor yang sempat berhenti ikut menolong Supinah.
Selain tumpukan kerikil yang rawan membuat pengendara tergelincir, curamnya bibir aspal dengan titik galian juga bisa membuat pengendara celaka. Terutama pengendara motor. Selain itu, pernah terjadi pengendara motor menabrak bagian belakang mobil akibat kendaraan di depannya mengerem mendadak.
”Kemarin di sini juga mas. Motor nabrak buntut pikap. Memang tidak parah, tapi itu akibat mobil ngerem mendadak karena bibir aspal dengan lokasi kerukan cukup tinggi. Tidak ingin kejeduk, malah ditabrak dari belakang,” tandasnya. (sla/ign)