SAMPIT - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sampit menggelar kegiatan Pajak Bertutur di lima sekolah, Jumat (11/8). Lembaga pendidikan yang disambangi adalah SMAN 1 Sampit, SMAN2 Sampit, SMAN 3 Sampit, SMKN 1 Sampit, dan SMPN 6 Sampit.
Pantauan Radar Sampit, Pajak Bertutur digelar secara serentak sehingga tim dari KPP Pratama Sampit dibagi menjadi lima kelompok. Tim mulai meluncur ke lokasi masing-masing pukul 08.00 WIB. Tepat pukul 09.00, kegiatan pun dimulai.
Sejumlah siswa tampak semangat mengikuti kegiatan yang dikemas secara interaktif. Siswa diberi kesempatan untuk tanya-jawab tentang pajak. KPP Pratama pun memberikan souvenir bagi siswa yang aktif. Berbagai yel-yel juga disuarakan untuk menambah semarak kegiatan.
Kepala KPP Pratama Sampit Anis Yudiono mengatakan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memiliki program inklusi kesadaran pajak. Program ini merupakan upaya bersama DJP dengan Kemendikbud selaku pihak yang membidangi pendidikan untuk menanamkan kesadaran pajak kepada peserta didik dan tenaga pendidik melalui integrasi materi kesadaran pajak dalam pendidikan. Integrasi program pemerintah tersebut diwujudkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara DJP dan Kemendikbud tentang Edukasi Sadar Pajak. Sebagai implementasi dari program ini, DJP akan menyelenggarakan kegiatan “Pajak Bertutur” di 2000-an sekolah dan perguruan tinggi dengan peserta mencapai 120 ribuan serentak di seluruh Indonesia pada 11 Agustus 2017.
”Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan awarness atau kepedulian bagi siswa untuk lebih memahami peran penting pajak dalam pembangunan serta kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Anis Yudiono saat memberikan sambutan di SMAN 1 Sampit.
Pria kelahiran Pacitan itu menjelaskan, pajak menyumbang 75 persen penerimaan negara. Penerimaan ini digunakan untuk membiayai pembangunan. Bahkan, 20 persen dari APBN dikucurkan untuk kepentingan pendidikan, mulai dari rehab ruang kelas, tunjangan profesi guru, sertifikasi dosen, kartu Indonesia Pintar, bantuan bidik misi, serta bantuan operasional sekolah.
”Berbagai pembangunan jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan lain-lain itu juga berasal dari pajak,” ungkap Anis.
Namun, peran penting pajak ini masih banyak belum diketahui oleh masyarakat sehingga kepatuhan dalam pembayaran dan pelaporan pajak masih rendah. Karena itu, demi mewjudkan Indonesia Emas pada 2045, DJP menginisiasi integrasi materi kesadaran pajak dengan kurikulum pendidikan.
Kegiatan Pajak Bertutur ini merupakan kick off program Edukasi Sadar Pajak yang akan dilaksanakan simultan di seluruh elemen pendidikan. Kebijakan dan media pembelajaran sedang dirancang oleh DJP dan Kemendikbud. Dukungan dari elemen pendidikan sangat diperlukan untuk menyukseskan program Edukasi Sadar Pajak.
Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, diharapkan ada pemahaman perpajakan sejak dini bagi para pelajar dan mahasiswa sehingga kesadaran perpajakan warga negara nantinya akan meningkat. ”Wajib pajak merupakan pahlawan, karena dari merekalah negeri ini dapat terus melakukan pembangunan,” ujar Anis.
Pada kesempatan yang sama Kepala SMAN 1 Sampit Darma Setiawan menyambut baik Pajak Bertutur. Dia mengakui banyak guru dan siswa yang belum paham betul tentang perpajakan. ”Kami pernah bertahun-tahun tidak melaporkan pajak, padahal tiap tahun selalu bayar. Ini terjadi karena kurang pahamnya kami. Dengan kegiatan ini, kami harap warga sekolah jadi paham dan bisa melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik,” kata Darma. (yit)