PALANGKA RAYA – Aparat kepolisian menegaskan, penyiraman minyak tanah di kompleks SDN 2 Bukit Tunggal tak berkaitan dengan teror pembakaran sekolah sebelumnya. Meski demikian, polisi masih mendalami kejadian itu.
”Kita amankan satu orang dan mintai keterangan, tapi sudah dikembalikan ke keluarganya. Pengakuannya, menyiram minyak tanah ke pohon mengkudu dan tidak memiliki niat untuk membakar atau melakukan tindak pidana. Namun, kami akan tetap mendalami,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli, Jumat (11/8).
Sementara itu, Polda Kalteng memastikan tiga tersangka pembakar sekolah, Sry, IG, dan FA dilimpahkan ke Mabes Polri. Mereka diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat dengan penjagaan ketat dan didamping beberapa personel polisi.
Pengambilalihan penyelidikan dimaksud agar kepolisian bisa mengungkap aktor dan dalang dari teror pembakar sekolah di Palangka Raya. Diduga kuat masih ada pelaku lain yang masih berkeliaran dan berpotensi membuat resah masyarakat.
”Nanti di sana (Mabes Polri) dilakukan pemeriksaan mendalam dan penyelidikan lanjutan. Polda dan polres tetap membantu,” ungkap Kapolda Kalteng Brigjend Pol Anang Revandoko.
Menurut Anang, penarikan itu agar pemeriksaan lebih lanjut secara optimal bisa dilakukan. ”Jadi, apapun bentuk gangguan tidak boleh terjadi di Kalteng, sehingga proses pembangunan oleh gubernur dapat berjalan aman dan lancar sesuai keinginan masyarakat,” tegasnya.
Pati Polri ini menambahkan, pihaknya sudah menurunkan tim dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification Automatic System Marbes Polri (Pusinafis Mabes). Dengan memeriksa dan melakukan pengecekan di tujuh sekolahan dan di Kantor KPU Kalteng.
Tim itu terdiri dari empat personel dipimpin Kasubbid Dokidentikrim Biddaktikrim AKBP Moch Amin. Mereka akan melakukan pengecekan di 7 sekolah dasar negeri (SDN) yang terbakar dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng juga terbakar pada November 2015 silam. Namun, tidak diketahui barang bukti yang dibawa atau diamankan. (daq/ign)