PALANGKA RAYA – Para saksi dalam insiden kebakaran di kantor Gubernur Kalteng yang menghanguskan Biro Keuangan dan Biro Ekonomi, memberikan keterangan berbeda dengan yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) polisi saat digelar pra rekontruksi di tempat kejadian perkara (TKP), Minggu (15/11). Keterangan saksi tersebut diperlukan untuk mengungkap penyebab kebakaran.
Saksi yang didatangkan sebanyak enam orang, yakni Deni (PNS Biro Ekonomi), Yuni Setiawati (PNS Biro Keuangan), Ransy Gawa Saratoga, Riki Antony, dan Boby (Satpol PP). Kemudian pengawas proyek pengaspalan kantor Gubernur Kalteng Wirawan.
Pra rekonstruksi itu dilakukan puluhan penyidik Reskrim dan Unit Tipikor Polres Palangka Raya. Dalam pra rekonstruksi, ditemukan fakta bahwa hydrant atau alat pemadam darurat di depan Biro Ekonomi ternyata tidak berfungsi. Kemudian, kepulan asap pertama kali muncul dari Biro Ekonomi atau lantai bawah.
Kapolres Palangka Raya AKBP Jukiman Situmorang mengatakan, pengakuan dan keterangan saksi tak sesuai dengan keterangan di hadapan penyidik. Meski demikian, pra rekonstruksi digelar untuk memperjelas peran masing-masing.
”Kita gelar ini untuk menyamakan hasil keterangan yang telah di BAP. Nah, dari itu beberapa keterangan tak sama, sehingga saat ini akan kembali dilakukan pencocokkan dan penyelidikan mendalam,” katanya.
Perwira Polri ini menuturkan, dari kegiatan itu, gumpalan asap pertama kali muncul dari lantai bawah sesuai keterangan Wirawan. Mengenai sejumlah brankas yang ditemukan berisi uang, ia dan penyidik belum melakukan pra rekonstruksi, karena masih fokus terhadap kebakaran dan keterangan saksi.
”Kita masih fokus terkait dengan peristiwanya. Ini untuk menguji sampai di mana estimasi waktu. Kemudian, apa sih sebenarnya yang dilakukan mereka (saksi)?” katanya.
Jukiman belum bisa memastikan kapan penyebab kebakaran itu terungkap, namun dia berjanji secepatnya sehingga perkembangan isu atau dugaan-dugaan lain, seperti adanya sabotese atau lainnya bisa terjawab. ”Ini kan dalam kategori sulit. Jadi sabar saja, pasti terungkap,” pungkasnya.
Pra rekonstruksi tersebut diawali dari kedatangan Deni yang meminjam kunci pada petugas jaga ke Biro Ekonomi. Dia kemudian membuka pintu biro, namun ruangan gelap. Setelah itu, Deni mencoba menghidupkan saklar listrik, namun ruangan tetap gelap.
Kemudian, tak lama datang Yuni ke ruang lobi meminjam kunci ruang Biro Keuangan. Gawa selaku petugas pengamanan memberikan kunci. Yuni menuju Biro Keuangan. Meski listrik kondisi padam, Yuni tetap masuk hingga mendekati ujung ruangan Biro Keuangan.
Yuni kembali menuju ruang lobi dan mengembalikan kunci. Lalu datang Riki disusul Boby menuju ruang lobi untuk menggantikan Gawa yang berjaga. Tak lama, Wirawan berlari menuju ruang lobi dan membuka pintu setelah sebelumnya tertutup. Setelah masuk ruang lobi, spontan Wirawan berteriak kebakaran. Boby, Riki, dan Gawa spontan berlari.
Boby, Riki, dan Gawa kemudian berlari menuju ruang Biro Ekonomi. Setelah membuka pintu, ternyata kepulan asap sudah kehitaman. Kemudian Boby membuka hydrant di depan pintu Biro Ekonomi, ternyata tidak ada slang satu pun di tempat itu, hingga akhirnya kobaran api membesar dan membakar gedung tersebut. (daq/ign)