KUALA KURUN – Sebanyak 32,07 persen anak usia 0-2 tahun di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) masuk kategori bertubuh pendek dan sangat pendek (stanting). Hal itu dikarenakan kurang asupan gizi. Banyak faktor yang menjadi pemicu tingginya angka stanting.
”Di Gumas, penyebab utama stanting karena tingginya perkawinan usia anak yang didasari faktor pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan tentang gizi sangat minim. Selain itu, kualitas air di daerah ini sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya tambang ilegal,” kata fasilator program stanting Gumas Muhammad Jailani, Selasa (19/9).
Dia menuturkan, stanting di suatu daerah disebabkan siklus. Artinya, jika ibu kurang gizi saat hamil, akan melahirkan anak yang juga kekurangan gizi. Untuk mencegahnya, mereka harus menjaga pola hidup dan pola makan selama masa kehamilan.
”Ini juga tidak lepas dari pendidikan sang ibu. Apabila pendidikan rendah, otomatis pengetahuan tentang gizi juga akan rendah,” jelasnya.
Sejauh ini, lanjut dia, angka stanting di Gumas memang melebihi target nasional sebesar 20 persen. Untuk itu, akan ada rencana aksi daerah pangan dan gizi menurunkan angka tersebut, melalui kampanye gizi nasional.
”Untuk menurunkan angka stanting, bisa dilakukan melalui peningkatan ketahanan pangan kita, sehingga berdampak pada kesejahteraan, baik untuk daerah, dan secara khusus bagi keluarga,” ujarnya.
Kepala BP3D Gumas Salampak mengatakan, mengatasi permasalahan stanting, akan dibuat program rencana aksi daerah pangan dan gizi. Ini dilakukan untuk menjawab dan secara perlahan menyelesaikan permasalahan itu. (arm/ign)