SAMPIT – Fenomena munculnya gerombolan remaja yang kerap nongkrong dan melakukan kegiatan tak jelas, memperlihatkan orangtua remaja yang krisis kesadaran. Tidak ada kemauan orangtua mendidik anaknya dengan baik, sehingga mereka juga tidak mempedulikan nasihat warga.
”Bisa jadi karena tidak adanya kesadaran dari orangtua mereka (remaja, Red) yang mau mendidik. Oleh karena itu, setiap saya dan warga menegur, mereka kerap acuh,” kata Kepala SDN 6 Baamang Tuti Rahayu, Selasa (19/9).
Tuti menyampaikan hal itu terkait sejumlah remaja yang kerap nongkrong di halaman dan kantin SDN 6 Baamang Tengah. Beberapa warga yang berada di sekitar lokasi juga mengaku pernah mendapati mereka membawa senjata tajam semacam gir dan golok.
”Saya pernah melihat sendiri mereka membawa gir dan golok. Bergerombol, sekitar ada dua puluhan orang menuju ke lapangan belakang STIE. Kira-kira pada Jumat (15/9) malam lalu,” kata Widiastuti, warga sekitar.
Sementara itu, Kepala Tim Camar Ipda M Romadhon mengatakan, para pengedar narkoba saat ini mengincar remaja yang kerap berkumpul dan mabuk-mabukan. Dia khawatir kasus puluhan remaja di SDN 6 Baamang akan memicu tindak kriminalitas dan peredaran narkoba.
”Saat ini pengedar menyasar anak-anak yang gemar nongkrong dan konsumsi lem atau Zenith seperti di SDN 6 Baamang itu. Saya khawatirkan mereka terlibat tindak kriminalitas dan peredaran narkoba,” katanya.
Romadhon menuturkan, Tim Camar akan menyisisr lokasi itu dan menyelidiki adanya dugaan keterlibatan komplotan remaja yang senang nongkrong di SDN 6 Baamang dengan delapan anggota geng yang pernah diamankan dua minggu lalu. (rm-83/ign)