SAMPIT – Manajer PLN Rayon Sampit Ginter Theo Limin menyebut, tingginya tagihan listrik yang dikeluhkan pelanggan, disebabkan pembenahan pembacaan meter yang sedang mengalami transisi karena selama ini tidak terbaca dengan benar. Ginter berkilah, selama ini yang dirugikan justru PLN, karena banyak pelanggan yang terlambat membayar.
”Yang merasa lebih dirugikan sebenarnya PLN, karena PLN terlambat mendapatkan uang,” katanya, Kamis (19/11).
Menurut Ginter, penyebab meteran tidak terbaca dengan baik, di antaranya karena rumah berpagar, meteran terdapat di dalam rumah atau ada anjing galak, sehingga yang tertagih selama ini tidak sesuai dengan pemakaian. Saat ini, rekanan yang bertugas membaca meteran baru ganti, karena kontrak dengan vendor lama sudah berakhir.
”Nah, karena baru ganti, vendor baru berupaya untuk sedapat mungkin mendapatkan data, sehingga terjadilah akumulasi kekurangan tagihan,” ucapnya.
Ginter membantah tuduhan yang menyebut tingginya tagihan listrik yang dikeluhkan pelanggan, merupakan akal-akalan PLN Rayon Sampit, agar pelanggan listrik meteran beralih ke prabayar. Pasalnya, dengan beralih ke prabayar, jumlah yang dicatat petugas meteran lebih sedikit.
”Keluhan terhadap pembayaran tagihan listrik ini tidak dialami semua pelanggan, karena ada beberapa yang justru turun. Mudahan bulan depan sudah normal,” katanya.
Sebelumnya, pelayanan PLN Rayon Sampit kembali dikeluhkan. Belum habis soal pemadaman listrik yang terus terjadi, kali ini pelanggan dihadapkan dengan tagihan listrik yang membengkak dibanding sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, kenaikan pembayaran ini mencapai dua kali lipat.
”Bulan kemarin saya bayar listrik Rp 150 ribu, tetapi bulan ini sampai Rp 300 ribu. Naiknya 100 persen. Enggak masuk akal sama sekali, padahal bulan ini banyak pemadaman,” kata Pramono, warga Jalan Gunung Arjuno VII Kecamatan Baamang, Selasa (17/11). (tha/ign)