PANGKALAN BUN - Acara napak tilas dalam rangka HUT ke-70 Korpaskhas TNI AU turut diselenggarakan di Kabupaten Kobar. Sebanyak 20 anggota TNI AU terjun payung di Monumen Palagan Sambi, Desa Sambi Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kobar, Selasa (17/10) pagi.
Sebanyak 20 anggota TNI AU diberangkatkan dari Lanud Adi Sutjipto Yogyakarya menggunakan pesawat CN 295 menuju tempat terjun payung di Monumen Palagan Sambi. Tepat pukul 07.00 WIB pesawat CN 295 mengitari lokasi tempat terjun payung. Anggota TNI AU terbagi dalam tiga kali loncatan. Pertama tujuh anggota melakukan aksi terjun payung, kemudian enam orang, dan yang terakhir tujuh orang.
Sebanyak 20 anggota TNI ini sudah latihan untuk melakukan aksi terjun payung di sekitar Monumen Palagan Sambi. Aksi ini berlangsung lancar, meski satu penerjun nyaris tersangkut di pohon, namun semuanya berhasil mendarat.
Dalam acara napak tilas ini anggota yang melakukan aksi terjun payung juga menggunakan baju dan topi yang sama seperti yang dilakukan oleh 13 pejuang TNI AU yang terjun payung pada 17 Oktober 1947. Para penerjun melakukan sujud syukur usai mendarat.
Mayor Pas Wisnu meneteskan air mata setelah misi terjun payung napak tilas di Monumen Palagan Sambi berhasil. Acara napak tilas ini untuk mengingat aksi terjun payung yang dilakukan oleh anggota TNI AU.
"Sujud syukur ini atas keberhasilan kami dalam melakukan aksi terjun payung bisa mendarat semua dengan selamat tanpa suatu halangan. Namun kesedihan kami teringat betapa sulitnya para anggota TNI yang melakukan misi terjun payung pertama tanpa latihan dan dilakukan pada pukul 02.00 dini hari. Itu luar biasa," kata Mayor pas Wisnu.
Komandan Wing II Paskhas Kolonel Pas Ari Ismanto mengatakan, aksi terjun payung 20 anggota TNI AU ini sebagai rangkaian HUT ke 70 Korpaskhas TNI AU. Aksi terjun payung ini yang kedua kalinya berhasil dan semuanya selamat.
"Acara napak tilas ini dimaknai untuk mengenang para pejuang dan anggota TNI AU terbaik dengan terjun payung pertama kali. Semua yang terjun payung berhasil mendarat dengan selamat," kata Kolonel Pas Ari Ismanto.
Misi terjun payung 17 Oktober 1947 yang dikomandani Mayor Tjilik Riwut bisa dikenang setiap tanggal 17 Oktober dan dijadikan hari kelahiran Paskhas.
Wakil Bupati Kobar Ahmafi Riansyah mengatakan, Monumen Palagan Sambi ini harus disosialisasikan. Kobar menjadi tempat bersejarah di Indonesia. Aksi terjun payung napak tilas ini kiranya setiap tahun bisa diselenggarakan agar dikenal banyak orang.
"Bahkan rencana kami kedepan akan menata kawasan monumen Palagan Sambi ini menjadi tempat wisata. Tentu fasilitasnya kita benahi, dan juga infrastruktur jalan terus kita genjot. Semuanya untuk mendukung satu sama lain," bebernya. (rin/yit)
