KOTAWARINGIN LAMA – SMPN 1 Kotawaringin Lama (Kolam) yang terletak di jalan Pangkalan Muntai Kilometer 2 Kolam, saat ini selain membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung, juga sangat membutuhkan tambahan ruang kelas. 

Sekolah yang memiliki murid sebanyak 167 orang ini melaksanakan proses belajar mengajar  di dalam tujuh ruangan kelas, tetapi dua diantaranya mengalami rusak berat. Kerusakan ini dapat dilihat dari kondisi bangunannya terutama pada bagian pelaponny sudah banyak yang bolong akibat pada bagian atapnya sudah bocor. 

Kepala SMPN 1 Kolam Muhammad Yunus mengatakan,  bangunan tersebut kalau dilihat dari luar masih bagus tetapi kalau sudah dekat dan memasuki ruangnya akan terlihat kerusakannya. Tetapi karena tidak ada ruangan lain, ruangan kelas tersebut masih digunakan. 

”Pada dasarnya banyak fasilitas sekolah ini yang perlu dibenahi mulai dari bangunan kantor, laboratorium IPA, WC siswa, meubeller untuk pelajar, rumah dinas guru tetapi yang sangat dibutuhkan ruangan kelas,” jelasnya 

Diharapkan Yunus,  pada tahun anggaran 2018 ini ada bangunan tambahan ruang kelas. Pasalnya sekolah yang di pimpinanya itu sudah mengusulkan dan membuat proposal permohonan kepada Dinas Dikbud Kobar. 

Kurang nyamannya dua ruang kelas tersebut selain karena bangunanya dinyatakan rusak berat juga banguan itu banyak di sarangi oleh kelelawar,  dan dampak kotorannya yang ada diatas palafon menambah kurang nyaman saat proses belajar mengajar. 

Selain itu sekolah yang sejak di dirikan tahun 1984 itu,  hingga sekarang belum memiliki rumah dinas (Rumdis) baik untuk kepala sekolah, guru atau penjaga sekolah. Hal ini juga  diungkapkan Muhammad Yunus kepada anggota DPRD Kobar Nasrudin, saat melakukan kunjungan kerja ke sekolah itu baru-baru ini. 

Di katakan Yunus sebelumnya sekolah yang berdiri di atas tanah seluas 25.200 meter persegi itu, ada satu rumah untuk guru hibah dari kotraktor yang membangun gedung SMPN 1 Kolam. 

”Berdasarkan data buku inventaris sekolah, dulu ada satu rumah guru yang terbuat dari kayu senilai Rp 400 ribu dengan status hibah dari pemborong pembangunan gedung SMP. Namun saat ini bangunan rumah itu sudah tidak ada, karena sudah rusak” ungkap Yunus. 

Selanjutnya, mantan Kepala SMPN 3 Kolam ini menyebutkan saat ini SMPN 1 Kolam hanya memiliki satu buah asrama (barak) guru empat pintu yang boleh dikatakan tidak layak. Selain ukurannya sangat sempit,  empat meter kali tujuh meter per ruang, yang juga ruangannya tidak memiliki kamar. 

”Kita memiliki 10 orang guru defenitif, satu orang guru titipan dan satu orang PNS staf Tata Usaha. Saat ini empat orang mmenempati asrama guru, empat orang menumpang di perumahan guru SDN 1 Kotawaringin Hulu, satu orang di rumah dinas penjaga sekolah SDN 2 Kotawaringin Hilir, satu orang di rumah dinas guru SMPN 3 Kolam, dan dua orang lainnya menyewa di barak sekitar sekolah,” beber Yunus. 

Menanggapi hal ini, Nasrudin yang merupakan sekretaris komisi C DPRD Kobar yang membidangi masalah pendidikan mengatakan siap menyampaikan dan mendukung aspirasi ini. Dirinya juga menilai, kondisi SMPN 1 Kolam ini sangat memperihatinkan. 

Menurutnya, terkesan dari instansi terkait kurang memperhatikan SMP tertua di Kolam ini, karena sudah lebih dari 30 tahun belum ada rumah dinasnya. Sementara sekolah yang berdiri dibawahnya,  sudah memiliki rumah dinas dan sudah dibangun pagar.         

”Untuk SMPN 1 Kolam,  jangankan rumah dinas, pagarnya saja baru sekarang dianggarkan pemerintah. Dan tahun ini kita perjuangkan  agar dapat satu paket, dan mudah-mudahan bisa memagari sekeliling sekolah ini,”pungkas Nasrudin.(gst/gus)