PALANGKA RAYA – Pelaksanaan Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kreatif Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2017 di Kalteng, berlanjut. Kelurahan Petuk Katimpun mendapat giliran pada Minggu (5/11).
Kegiatan ini dihadiri langsung, oleh Anggota Komisi IX DPR-RI, Hang Ali Saputra Syah Pahan, Perwakilan BKKBN Pusat Nerius Ignasius, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah Kusnadi, Perwakilan BKKBN Kota Palangka Raya, Polsek setempat dan perangkat daerah setempat serta masyarakat.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Kusnadi mengungkapkan dalam sosialisi tersebut bahwa konsep keluarga berencana sangat penting dan diharapkan mampu menciptakan keluarga sejahtera.
“Dalam berkeluarga semua harus terencana. Sebab, menikahlah karena direncanakan bukan karena bencana,” ungkap Kusnadi,
Dirinya mengungkapkan dalam kondisi saat ini menata hidup lebih baik harus merencanakan kehidupan keluarga termasuk jumlah anak. Apalagi saat ini Kalteng dalam Indeks Kebahagiaan di Indonesia, Kalteng masih diperingkat ke 22 dari 35 provinsi yang ada di Indonesia.
“Kita berharap adanya program keluarga berencana ini dapat menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera,” sambungnya.
menurutnya pentingnya masyarakat untuk memahami program keluarga berencana. Termasuk dari menimbang antara dampak positif dan negatifnya memiliki banyak anak tentu akan berbeda dengan memiliki 2 anak saja, begitu pula dengan dampak negatifnya.
“Kita tahu kondisi saat ini berbeda dengan kondisi dulu, dengan banyak anak biasa membuat mereka kurang terurus, orang tua harus bekerja lebih keras guna mencukupi kebutuhan keluarganya, sehingga waktu untuk mencurahkan kasih sayang pada anak menjadi berkurang,” jelasnya.
Termasuk seringkali menimbulkan anak-anak kurang pendidikan, anak-anak menjadi lebih nakal, kasar, dan bahkan berani melakukan tindakan kriminal. Lain halnya dengan keluarga yang hanya memiliki 2 anak, mereka akan lebih santai dalam bekerja, lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian serta mendidik anak-anak mereka di rumah.
“Sehingga anak merasa mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Pepatah yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki tak selamanya benar, banyak anak justru dapat membuat anak-anak kurang mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan manfaat KB berarti keluarga dapat menyelamatkan kehidupan serta meningkatkan status kesehatan ibu dan anak,” sambungnya.
Sekarang ini, paparnya, banyak sekali dijumpai anak-anak dibawah umur yang harus ikut banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka harus rela meninggalkan bangku sekolah hanya untuk bekerja membantu kedua orang tuanya yang kurang mampu. Dengan adanya KB maka kondisi demikian dapat diminimalisasi. (fta/vin)