SAMPIT– Anggota Komisi III DPRD Kotim Dadang H Syamsu menilai, desa yang tak ada aliran listrik akan sulit maju dan berkembang. Sebab itu hendaknya masalah krisis listrik di desa ini segala teratasi.
”Tentu tertinggal desa yang tidak ada listriknya, karena bagaimanapun listrik salah satu indikator suatu desa itu sudah maju atau tidak. Dan ternyata di Kotim ini masih ada desa yang belum merasakan listrik,” kata dia, Kamis (7/12).
Dadang berharap seluruh masyarakat Kotim di pedesaan segera menikmati listrik. Namun sayangnya sampai saat ini masih banyak masyarakat belum merasakannya.
Dadang mendorong pemerintah memberikan perhatian secara khusus terhadap desa yang belum mendapat penerangan listrik tersebut, agar ketersediaan listrik bisa terealisasi pada 2018 nanti.
Menurutnya pemenuhan energi listrik itu tidak semata berasal dari PLN. Namun, juga juga bisa memanfaatkan listrik yang ada di setiap perkebunan besar swasta. Baik itu sistem jual beli daya atau menggunakan program CSR dari usaha perkebunan itu. Kelebihan daya yang ada di perusahaan hendaknya bisa dimanfaatkan warga sekitar.
Dadang mengaku miris, ada desa yang di sekitarnya perusahaan besar dengan hidup terang benderang sedangkan desa di sekitarnya justru gelap gulita. Hal ini hendaknya jadi perhatian untuk diprioritaskan oleh pemerintah daerah dalam hal memaksa investor menyalurkan CSR ke warga sekitarnya.
”Perusahaan juga jangan pelit dengan daya, masa mau untung terus. Kita sebagai orang daerah ini rasanya tidak terima dengan ulah oknum perusahaan yang tidak peduli sama sekali dengan kondisi daerah. Maka dari itu urusan listrik ini hendaknya Pemkab Kotim bisa memberikan edaran untuk kewajiban memberikan suplai daya ke warga sekitar usaha mereka tadi,” tandasnya. (ang/oes)