PANGKALAN BUN-Sebagian masyarakat Kota Pangkalan Bun dan sekitarnya dibuat heboh dengan lahirnya bayi kembar empat berjenis kelamin perempuan, dari rahim Nurbainah, Warga Jalan Mat Jambek RT 04 Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan. Namun, satu dari keempat bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia, setelah sempat melalui proses persalinan.
Pasangan Hermansyah dan Nurbainah ini. tidak menyangka jika buah hatinya kali ini kembar empat. Karena biasanya orang hamil dan melahirkan kembar dua dan ada yang tiga.
Sejak usia kandungannya empat bulan, Nurbainah sudah merasa ada yang aneh dengan kandungan anak ke tiganya ini. Karena ketika usia kandungan empat bulan, perutnya sudah besar seperti mengandung delapan bulan. Namun, dirinya merasa biasa saja dengan kandungannya kali ini, kendati sudah banyak masyarakat sekitar yang memprediksi bahwa bayi yang dikandungnya adalah kembar.
"Saat usia kandungan lima bulan saya periksakan ke dokter. Katanya anak saya kembar tiga. Eh Malah lahirnya kembar empat," ujarnya saat ditemui di Runah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kamis (21/12) kemarin.
Mengetahui hal tersebut, dirinya pun lebih hati-hati dengan segala aktivitas. Karena dirinya tahu risiko melahirkan bisa lebih cepat sebelum masanya."Mulai saat itu aktivitas gerak memang agak susah. Karena perut saya besar," tambah Nurbainah.
Kemudian sampai pada hari Minggu (17/12) lalu, Nurbainah merasa pinggangnya sakit dan dirinya segera dibawa ke rumah sakit. DI sana dirinya sempat diberi penguat kandungan agar usia bayi kandungan lebih tua.
"Dokter memang menyarankan agar saya lebih kuat. Minimal usia kandungan saya bisa bertahan sampai tujuh bulan lebih dua minggu, baru bisa diambil tindakan operasi. Karena saat saya di bawa ke rumah sakit, usia kandungan masih tujuh bulan kurang satu minggu," jelasnya.
Namun lanjut Nurbainah, pada selasa (19/12) pagi sekitar pukul 04.30 WIB, air ketubannya sudah keluar dan kontraksi perutnya semakin kuat. Akhirnya, lahirlah bayi yang pertama secara normal berjenis kelamin perempuan dengan berat 500 gram.
Setelah itu, Nurbainah dalam pengawasan dokter. Namun, setelah berjam-jam bayi lainnya tidak kunjung keluar secara normal, seperti bayi yang pertama. "Setelah belasan jam dan akhirnya pukul 21.00 WIB diambil tindakan operasi, karena saya tidak kuat lagi menahan sakit," ujarnya.
Di luar dugaannya, ternyata ada tiga bayi lagi di dalam perut. Sehingga prediksi yang awalnya kembar tiga, ternyata kembar empat. "Saya tahunya cuma tiga, karena diberi tahu dokter waktu periksa. Tapi setelah yang satu lahir normal, tiga anak saya lainnya lewat operasi caesar," tutur Nurbainah.
Kepala Ruang Perinatoligi RSUD Sultan Imanuddin, Caturini menambahkan kini ketiga bayi tersebut masih dalam perawatan insentif pihak rumah sakit, mengingat berat badannya masih di bawah 1 kilogram, setelah dilahirkan secara prematur dengan usia kandungan sangat muda.
”Untuk bayi yang pertama beratnya 500 gram, yang kedua dan ketiga 700 gram. Sedangkan bayi yang keempat beratnya 800 gram, namun tidak terselamatkan. Untuk kasus bayi yang lahir kurang dari 900 gram, perlu penanganan khusus. Kami bakal berusaha untuk terus memantau bayi tersebut. Supaya berat bayinya bertambah," terangnya.
Ditambahkan Caturini, pihaknya tidak bisa memastikan sampai kapan bayi tersebut bisa normal. Menurutnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa membuat berat ketiga bayi tersebut stabil. Setelah nanti dinyatakan stabil dan pernapasannya bagus, maka bisa dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Sementara itu, di sela kebahagian bisa melahirkan bayi kembar empat, Nurbainah juga merasa sangat sedih karena bayi yang keempat, meninggal dunia. "Memang itu sudah kehendak Sang Pencipta, anak saya kembar dan yang keempat meninggal. Besar harapan keluarga kami tiga anak saya bisa sehat dan nantinya tumbuh besar. Dan saya sempat menyiapkan nama untuk ketiga putri kembar saya, yakni Dira, Lira dan Vira," tutur perempuan 33 tahun ini. (rin/gus)