SAMPIT – Museum Kayu Sampit menjadi salah satu tujuan wisatawan asing. Ketika Radar Sampit mengunjungi museum tersebut pada Senin (15/1) siang, seorang turis asal Belanda bernama Natalie (32) tampak antusias ingin masuk ke dalam museum. Namun, Natalie harus kecewa lantaran petugas museum sudah pulang, sehingga ia tak dapat masuk ke dalam bangunan yang menyimpan banyak peninggalan sejarah tentang kejayaan era perkayuan di Bumi Habaring Hurung itu.
”Saya ingin melihat ke dalam (museum). Tapi saya tidak dapat masuk. Apakah memang hari Senin mereka menutupnya? Saya ingin sekali melihat koleksi kayunya. Kebetulan saya kuliah pada jurusan yang membahas soal kayu,” katanya.
Natalie mengatakan, tempat yang ia dengar memiliki koleksi kayu asli Kalimantan hanya di Museum Kayu Sampit. Bahkan di Belanda, para mahasiswa yang kuliah dalam jurusan yang sama dengannya sering membicarakan museum tersebut.
”Tempat ini adalah tujuan utama mahasiswa asing seperti saya. Kami selalu membicarakannya di kampus. Katanya, banyak sekali koleksi kayu asli Kalimantan di sana (museum),” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Fajrurrahman beberapa waktu lalu mengatakan, destinasi wisata di Sampit sebetulnya banyak, namun butuh dukungan media untuk mengekspos. Menurut Fajurrahman, promosi wisata diperlukan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal.
”Memang, di Kotim ini banyak sekali lokasi kebudayaan yang bisa dijadikan tujuan wisata. Tapi karena kurang terekspos, jadi tidak banyak yang tahu. Oleh karena itu, tugas media sebagai pencerdas bangsa, harus mampu membuat tujuan wisata itu dikenal masyarakat luas,” tegasnya. (ron/yit)