SAMPIT- Peluang kerja di Kabupaten Kotawaringin Timur saat ini semakin sempit. Kabupaten berkembang ini memerlukan lebih banyak Wirausahawan baru guna menunjang kebutuhan dunia kerja.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)Sampit HM Thamrin Noor merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Sebagian besar dari lulusan perguruan tinggi di daerah itu justru berkeinginan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau menjadi pekerja di perusahaan bukan membuka usaha sendiri.
”Zaman sekarang persaingan semakin ketat, kami ingin menumbuhkan semangat wirausaha itu bagi mahasiswa kami. Kita harus profesional, kita harus andal, ciptakan peluang bukan menunggu peluang,” cetus Thamrin, Selasa (16/1).
Pria yang juga pengamat ekonomi di Kotim ini mengamati bahwa peluang usaha di daerah itu masih terbuka lebar. Ini berbarengan dengan kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang juga semakin besar.
Menurutnya, perekonomian Kotim saat ini 80 persen bertumpu di sektor perdagangan. Sebagian besar di antaranya di sektor industri dan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
”Kami pun mempersiapkan itu semua. Contohnya melalui kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ini. Sebelum melaksanakan tugas akhir mahasiswa diharuskan terjun ke masyarakat menerapkan ilmu saat perkuliahan. Harapannya dengan begitu akan muncul pengusaha baru yang akan menampung para pencari kerja di Kotim,” kata Thamrin, usai Pembukaan KKN STIE Sampit.
Sebagai contoh, imbuh Thamrin, bila satu orang lulusan dapat merekrut 10 tenaga kerja saja, maka akan banyak pencari kerja yang terserap. Tentu ini akan berpengaruh dengan tingkat pengangguran di Kotim. Dengan lebih banyak munculnya pengusaha baru tersebut maka akan lebih banyak tenaga kerja terserap .
”Ini salah satu misi kami, mengubah pola pikir untuk menjadi pengusaha. Dan kini di tempat kami bibit-bibit itu mulai muncul,” kata mantan Wakil Bupati Kotim ini.
Dalam kesempatan tersebut sebanyak 58 mahasiswa yang akan menempuh tugas akhir diwajibkan melaksanakan KKN. Selama dua pekan ke depan mereka diwajibkan mengabdi untuk kampus dengan melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada.
Setelah itu, mahasiswa diharuskan terjun ke masyarakat selama dua bulan. Selama itu, mereka akan disebar ke berbagai UMKM dan industri di dalam Kota Sampit, guna mengetahui segala potensi dan mempelajari kelemahan dari sistem yang ada.
”Harapan kami mereka dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat, tentu berbekal ilmu yang didapat saat perkuliahan,” Ahmad Rudini, Ketua Pelaksana KKN STIE Sampit.(oes)