SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 17 Januari 2018 19:43
NAH KAM AE!!!! PDAM Butuh Lima Tahun

Untuk Menyelesaikan Daftar Tunggu Calon Pelanggan

OPTIMIS : Direktur PDAM Sampit, Firdaus Herman Ranggan, saat mengecek daftar tunggu di ruangannya, Selasa (16/1) siang kemarin. Ia optimis untuk menyelesaikan seluruh daftar tunggu dalam jangka 5 tahun ke depan.(TAMAMU RONY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sampit Firdaus Herman Ranggan menargetkan daftar tunggu calon pelanggan bisa selesai dalam waktu lima tahun. Saat ini, terdapat 11.000 daftar tunggu calon pelanggan yang menumpuk sejak tahun 2014.

Dengan daftar tunggu sebanyak itu, pihaknya menargetkan sepanjang 2018 ini dapat menuntaskan sebanyak 3.000 daftar tunggu. Namun, Firdaus tak menampik bahwa SDM yang ada di tubuh PDAM masih kurang.

”Dengan daftar tunggu sebanyak itu, saya optimis dalam jangka lima tahun ke depan bisa terkaver semua. Saat ini, kami memang terkendala pekerja lapangan yang sedikit. Tapi itu tak menyurutkan niat kami (PDAM) untuk menuntaskan seluruh permintaan pemasangan pipa yang masih belum dilaksanakan,” ujarnya di kantor PDAM Jalan Christopel Mihing, Sampit, Selasa (16/1) pagi,.

Firdaus menambahkan, ada dua bagian di Kotim yang sudah terpasang pipa PDAM dan menikmati air bersih,  yaitu bagian kota dan bagian wilayah. Sampai saat ini, PDAM berhasil menyelesaikan sekitar 70 persen dari total lebih dari 22.000 permintaan pemasangan di seluruh kota, sedangkan untuk seluruh wilayah Kotim (daerah), baru terkaver sebanyak 30 hingga 35 persen dari total sebanyak 13.000 permintaan.

Selain itu, ada beberapa kendala yang menyebabkan pendistribusian air bersih tersendat. Salah satu penyebab utamanya adalah pipa. Pipa yang dimiliki PDAM Sampit saat ini kurang memenuhi standar dan sudah terlalu usang (lama). Pasalnya, pipa-pipa tersebut dibuat sejak tahun 1982. Selain mudah keropos, juga lapisannya kurang tebal dan tidak terlalu awet ketika dipasang.

”Seluruh pipa yang kita miliki sekarang ini sudah lama, sejak 1982. Jadi, para pekerja lapangan harus berusaha keras untuk melakukan pemantauan apakah ada pipa yang bocor atau tidak. Makanya saya sampai menyebut mereka (pekerja) sebagai pasukan ’Taliban’, maksudnya pasukan tali dan ban. Mereka bertugas mati-matian untuk mencari kebocoran dan menambalnya dengan mengikatnya dengan ban yang dipakai sebagai tali. Hal itu sebagai bentuk pelayanan untuk mencegah terjadinya keluhan,” pungkasnya. (ron/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers