PANGKALAN BUN - Guna mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, para pelajar diminta untuk menggunakan angkutan umum saat berangkat dan pulang sekolah.
Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kobar Hendra Priadie menyampaikan, pihaknya sudah menyampaikan kepada sekolah agar mendorong siswanya menggunakan angkutan umum.
“Namun tetap tidak ada kelanjutan, para orang tua juga tidak ada yang merespon,” kata Hendra, Rabu (17/1).
Beberapa sekolah sudah setuju dengan pemberdayaan angkutan umum, namun program ini tidak jalan. Sejumlah siswa juga setuju menggunakan angkutan umum.
“Dari sekian siswa ada yang setuju, kami tidak tahu faktornya apa sampai saat ini tidak berjalan, yang pasti sekolah tidak menjembatani masalah ini,” tukasnya.
Biaya angkut siswa Rp 150 ribu per siswa per bulan, harga tersebut sangat murah untuk biaya antar jemput. Jika satu angkutan membawa 10 anak, maka penghasilannya Rp 1,5 juta. Hasilnya belum dipotong biaya oprasional, keuntungannya hanya Rp 500 ribu per bulan.
“Armada angkutan umum yang tersedia di Kobar saat ini berjumlah sekitar 45 unit. Kalau semua sekolah saja memakai itu, pasti tidak akan cukup. Angkot siap saja semua,” pungkasnya. (jok/yit)