PANGKALAN BUN - Mulai 1 Maret 2018, keluarga penerima manfaat (KPM) tak akan lagi menerima bantuan program beras bersubsidi atau beras sejahtera (Rastra). Pasalnya, program itu berubah nama menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang bisa ditukarkan dengan sembako, seperti beras, minyak goreng, gula dan telur ayam.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kotawaringin Barat (Kobar) Gusti Noor Aini menuturkan, saat menyalurkan rastra kepada warga miskin Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, beras bantuan tersebut merupakan bantuan terakhir yang disalurkan oleh Pemerintah Daerah (Pemkab) Kobar.
”Beras rastra ini merupakan bantuan terakhir dari pemerintah. Bulan Maret tidak ada lagi mendapatkan bantuan beras,” ujar Aini, Kamis (18/1).
Aini meneruskan, seperti biasa beras tersebut dibagikan kepada 8.163 KPM se-Kabupaten Kobar secara gratis. Adapun jumlah KPM tiap Kecamatan yang menerima, untuk Kumai 2.568 KPM, Arut Selatan 2.148 KPM, Kotawaringin Lama 660 KPM, Arut Utara 273 KPM, Pangkalan Lada 1.434 KPM dan Pangkalan Banteng 1.080 KPM.
”Bantuan Bulog (Badan Urusan Logistik) hanya sampai pada titik distribusi saja, yakni di tingkat kelurahan dan desa,” tukasnya.
Aini menerangkan, per 1 Maret 2018 mendatang, program rastra akan digantikan program BPNT yang dibantu oleh pemerintah pusat. Sistemnya, para KPM akan mendapatkan kartu merah putih bekerja sama dengan pihak perbankan, nantinya akan mengambil uang tersebut dan hanya diperbolehkan untuk membeli beras, telur, gula dan minyak.
”Nilainya nanti tiap bulannya akan ditransfer dari pusat Rp 110 ribu,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya akan memperbarui data warga kurang mampu yang ada di Kabupaten Kobar. Pasalnya data yang selama ini digunakan pihaknya merupakan data lama dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, dan hal itu menjadi evaluasi pihaknya dalam menyalurkan bantuan.
”Jadi jangan heran kalau yang mengambil gelang kanan dan kirinya banyak emasnya, kenapa dia bisa dapat, karena dia terdaftar dari awal pendaftaran 2011 tercatat sebagai warga kurang mampu, yang sekarang ini ekonominya sudah berkecukupan, dan merupakan data lama. Ke depan, kita perbarui melalui kelurahan setempat,” terangnya.
Aini berharap, masyarakat Kobar bisa berubah ekonomi dan kehidupannya, agar tidak ada lagi warga yang kurang mampu.
”Alhamdulillah angka kemiskinan Kobar semakin menurun mudahan bisa sejahtera dan tidak ada lagi yang miskin. Angka kemiskinan tetap ada akan tetapi kita berusaha menguranginya,” tandasnya. (jok/oes)