PANGKALAN BUN – Lima tahun terakhir jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kotawaringin (Kobar) cenderung meningkat, dan tertinggi dan terbanyak di tahun 2017.
Selain sebagai tanda bahaya, temuan tersebut juga menjadi salah satu prestasi dalam penanganan penyakit mematikan yang hingga kini belum ditemukan penawarnya itu.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kobar, Erfin Hidayat menuturkan bahwa di tahun 2017, ada 47 kasus temuan HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, 37 ditemukan di Kobar dan 9 diantaranya berasal dari rujukan Kabupaten Seruyan, Sukamara dan Lamandau.
“ Mereka semuanya bukan PSK, ada warga biasa yang berstatus ibu rumah tangga hingga anak-anak,” ujarnya, Senin (12/2).
Untuk anak-anak, lanjut Erfin, mereka tertular dari orang tua (ibu) yang lebih dahulu terjangkit HIV. Ia juga menjelaskan bahwa dari data lima tahun terakhir mulai tahun 2013-2017, terdapat 170 kasus temuan HIV/AIDS.
“ Tahun 2017 ini memang tertinggi temuannya, tapi ini juga salah satu langkah maju karena upaya kami dalam menelusuri dan menanggulangi penyakit ini akan semakin mudah karena mereka semua terdata. Justru akan semakin sulit bila kami tidak bisa menemukan dan tidak terdata yang pada akhirnya berisiko pada makin meluasnya penyebaran penyakit ini,” tegasnya.
Menurutnya penanganan masalah ini tidak hanya terfokus pada penderita saja, namun karena juga merupakan masalah sosial, maka penanganan dimulai dari ketersediaan obat, perawatan, dan kelangsungan hidup anak-anak yatim piatu dari para orang tua penderita atau orang dengan HIV/AIDS.
“Di tingkat Nasional, kinerja Kobar cukup baik. Kobar menjadi wilayah kedua tertinggi di Kalteng dalam penanganan HIV/AIDS. Ini perlu dukungan semua pihak, tidak hanya dari pemerintah saja, karena akses Kobar untuk memudahkan masuknya penyakit ini sangat terbuka. Mari semua saling menjaga dan bekerja sama,” tandasnya. (sla/fm)