PALANGKA RAYA - Seorang pemulung di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Jalan Tjilik Riwut Km 14 Palangka Raya, Marjani (60), tewas mengenaskan. Tubuh nenek renta itu putus setelah terhantam bucket ekskavator yang tengah beroperasi merapikan sampah di lokasi tersebut.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, ekskavator itu dioperasionalkan Yusnadi (40), aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Palangka Raya. Dia tak menyadari keberadaan Marjani, sehingga kecelakaan mengerikan itu bisa terjadi.
Kronologisnya, saat itu Marjani sedang memilah tumpukan sampah. Tak jauh dari tempatnya bekerja, ekskavator nahas tersebut tengah beroperasi memindahkan sampah yang menumpuk agar tak menggunung.
Korban yang diduga tak menyadari keberadaan ekskavator itu bisa membahayakan dirinya, justru kian mendekat ke alat berat tersebut. Nahasnya, Yusnadi sang operator juga tak sadar dengan kehadiran Marjani.
Petaka itu pun terjadi. Bucket ekskavator tanpa ampun menyambar bagian perut korban. Akibatnya mengerikan. Tubuhnya langsung putus dan bagian tubuh atas tertimbun sampah. Pemulung lain yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak histeris.
”Keterangan di TKP masih kami dalami. Almarhum mendekati alat berat itu dan operator tidak melihat almarhum, hingga tanpa sadar bucket ekskavator menghantam perut sampai tubuhnya terputus. Dugaan memang ada kelalaian,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar.
Meski demikian, Timbul menegaskan, dalam kasus itu belum bisa disimpulkan operator salah sepenuhnya. Pihaknya masih melakukan pendalaman, sementara lokasi kejadian dipasang garis polisi. Selain itu, Yusnadi juga telah diamankan di Polres Palangka Raya untuk dimintai keterangan.
”Dari pengakuannya, Yusnadi tidak sadar sampai mengenai tubuh almarhum. Namun, sampai saat ini belum ada tersangka,” katanya.
Kasubag UPT Pengelolaan Limbah Dinas Perkim Cepianto mengatakan, peristiwa itu terjadi begitu cepat. Menurutnya, operator alat berat tersebut yang menyadari keberadaan korban di dekat ekskavator.
Berdasarkan aturan, lanjutnya, warga tak diperbolehkan berada di sekitar alat berat yang tengah beroperasi. Pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan untuk menjaga jarak. Namun, tetap saja terkadang tidak dihiraukan.
”Aturannya, jarak dari alat berat sekitar 25 meter. Namun, ini terkadang malah sangat dekat. Kejadian ini musibah. Mau bagaimana lagi? Korban yang mendekati (ekskavator) dan ketika (bucket) memutar, terkena tubuh korban hingga tewas,” ujarnya.
Salah seorang pemulung, Murjiadi, mengatakan, korban saat itu posisinya memang sangat dengan alat berat, sehingga operator tak melihat. Kejadian itu juga membuat keluarga almarhum berang dan berniat balas dendam ke operator. ”Untung saja operatornya cepat dievakuasi, kalau tidak bisa diamuk keluarganya,” tuturnya.
Sementara itu, jenazah korban yang terputus sebelumnya sempat dibawa pulang oleh keluarga. Namun, setelah dirundingkan, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan penyambungan. Setelah dibersihkan menggunakan ambulans, jenazah almarhum kembali dibawa ke rumah duka. (daq/ign)