SAMPIT – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) meminta masyarakat, apabila ingin Kota Sampit bebas dari banjir, salah satunya dengan tidak membuang sampah rumah tangga dan bekas jajanan ke dalam parit atau sungai. Pasalnya, genangan air dalam kota karena saluran air tak maksimal akibat tersumbat sampah rumah tangga.
”Itu salah satunya (penyebab) air tak bisa mengalir dengan baik. Baru saja dikeruk, dalam waktu satu bulan saja sudah terlihat mengalami pendangkalan. Seperti minyak goreng, itu jangan dibuang dalam saluran air,” kata Kasi Pengawasan dan Operasional Dinas PUPR Kotim Mochammad Djunaidi, Senin (19/3).
Dijelaskan, minyak goreng memang terlihat seperti air. Namun, ketika dibuang ke dalam parit, akan mengeras seperti lemak dan menyumbat jalannya air. Akibat drainase yang mengalami pendangkalan dan hujan deras, air akan meluap ke jalanan hingga permukiman penduduk.
”Terkadang kami sering diabaikan. Teguran sudah disampaikan setiap mengeruk parit dan sungai mana saja yang dikerjakan, tapi diabaikan. Banyak pemilik warung makan yang sengaja membuang sampah rumah tangga ke drainase,” keluhnya.
Djunaidi menuturkan, pihaknya kewalahan menjaga kebersihan parit agar bebas dari genangan air dengan jumlah 97 petugas. Karena itu, kerja sama dengan warga sangat diperlukan.
”Pengerukan dalam kota harus dilakukan manual. Itu memakan waktu. Jadi, kami mengimbau minta pengertian masyarakat, supaya semua sama-sama enak. Tak ada lagi genangan,” tandasnya. (mir/ign)