SAMPIT – Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli meminta pengguna media sosial di Kotim lebih cerdas. Terutama dalam menyebar dan menggunakan media sosial. Diharapkan medsos menjadi hal yang berguna bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, bukan sebaliknya.
”Saya harap penduduk Kotim bisa jadi pengguna yang cerdas. Bukan pengguna medsos yang seperti tidak tahu aturan,” kata Jhon Krisli, Selasa (20/3).
Dia sepakat aparat kepolisian tegas terhadap pelaku hoaks. Karena itu, ke depannya tidak akan bisa sembarangan bermedia sosial. Sejauh ini, kata Jhon, di Kotim masih banyak penyebar hoaks yang berseliweran di dunia maya.
”Saya pantau kadang di medsos jadi ajang untuk menghujat, mengadu domba . Maka dari itu saya katakan itu tidak bisa dibiarkan. Harus diberi efek jeranya biar mereka tahu bahwa hukum juga berlaku dalam bermedia sosial," kata dia.
Jhon mengaku kerap menemukan ujaran kebencian dan hujatan di medsos, terutama kepada pemerintahan. Dia menilai itu bukan kritik lagi, tetapi sudah mengarah kepada kebencian.
”Parahnya lagi, itu berita bohong lalu ikut-ikutan share di medsos. Nah, inilah salah satu pengguna medsos yang tidak bijak dan cermat membagikan informasi,” kata dia.
Dia mensinyalir menjelang pemilihan umum, baik legislatif dan presiden di 2019, hoaks bisa saja akan lebih sporadis. Untungnya polri sudah memetakan potensi tersebut dan lebih duluan menyatakan tegas terhadap pelaku dan penyebar berita bohong.
”Memang harus diberikan efek jeranya, tidak bisa dibiarkan. Negara dan daerah bisa saja dibuat tidak kondusif oleh para pelaku hoaks. Apalagi jika informasi itu jatuh ke telinga masyarakat yang awam. Dikira benar dan akhirnya membuat masalah,” tandasnya. (ang/ign)