SAMPIT – Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengharapkan masyarakat di dalam kota, agar kreatif memanfaatkan lahan tidur atau terlantar di sekitar tempat tinggal untuk diolah menjadi lahan pertanian. Dengan demikian, hal itu dapat menghasilkan nilai ekonomis untuk membantu perekonomian keluarga.
Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara mengatakan, untuk bertani pada dasarnya tidak perlu lahan luas. Dengan memanfaatkan lahan tidur di sekitar tempat tinggal, juga bisa untuk memproduksi sayur-sayuran. Selain untuk dijual, tentunya juga bisa dikonsumsi keluarga sehari-hari, sehingga menghemat pengeluaran.
”Saat ini belum banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur untuk digarap menjadi lahan pertanian sayur. Padahal, kami selalu mendorong dan mengajak mereka mengelola lahan yang belum dimanfaatkan tersebut menjadi lahan pertanian sayur,” ujar Made, Selasa (20/3).
Sebagian masyarakat di dalam kota, lanjutnya, ada yang sudah menerapkan, seperti warga daerah Bumi Ayu, Pelita Barat, dan Teratai. Mereka menanam sayur di sekitar perumahan. Hasilnya bahkan ada yang dijual ke luar Kota Sampit. Tentunya hal ini sangat bernilai ekonomis dan dapat membantu biaya hidup sehari-hari.
”Dalam tiap kesempatan bertemu dengan masyarakat, saya selalu mengimbau agar mereka memanfaatkan lahan tidur. Meskipun lahan milik orang lain, tidak ada salahnya dipinjam untuk mananam sayur. Banyak saja petani sayur yang ada saat ini lahannya hanya meminjam,” ujarnya.
Sebab, menurut Made, di dalam Kota Sampit cukup banyak lahan tidur yang tidak tergarap. Daripada jadi lahan yang tidak bermanfaat, lebih baik digunakan untuk lahan pertanian. Tidak sedikit juga petani sayur yang sukses mananam sayur di dalam kota dengan lahan yang tidak luas.
”Tinggal bagaimana keinginan dan kreativitas untuk menggali sumber pandapatan saja yang harus dimiliki masyarakat di dalam kota. Sebab, nilai ekonomi dari tanaman sayur cukup menjanjikan, karena merupakan bahan pokok makanan setiap hari,” pungkasnya. (dc/ign)