SAMPIT – Jumlah tenaga guru sekolah dasar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terutama berstatus pegawai negeri sipil (PNS) belum ideal. Itu hanya untuk jenjang sekolah dasar. Untuk menutupi kekurangan tersebut, sekolah terpaksa mengangkat guru honorer.
”Idealnya satu sekolahan itu minimal sembilan guru. Faktanya, ada satu sekolah hanya ada tiga guru pegawai negeri,” kata Kepala Seksi Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim Herman Yudianto, Senin (26/3).
Adapun sembilan guru itu, lanjut Herman, kepala sekolah, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), guru agama, dan enam guru kelas. Akan tetapi, sembilan guru itu tidak bisa dipenuhi pemerintah daerah karena kabupaten masih kekurangan tenaga guru PNS.
”Mudah-mudahan saja tahun ini ada penerimaan CPNS untuk formasi guru. Memang informasi itu saya lihat melalui internet. Namun, apakah di Kotim ini ada penerimaan CPNS guru atau tidak, kami dari disdik belum menerima informasi tersebut,” ujar Herman.
Herman menuturkan, jumlah guru berstatus pegawai negeri terbanyak di tiap kecamatan hanya di Mentawa Baru (MB) Ketapang. Hal itu karena luasan wilayah dan berada di perkotaan.
”Penyebaran guru PNS di Kotim ini belum merata dan masih banyak menumpuk di perkotaan dibanding dipelosok. Paling banyak di Kecamatan MB Ketapang,” ujar Herman.
Meskipun kekurangan guru PNS, tambah dia, sekolah masih diberikan wewenang merekrut tenaga honorer. Gajinya dibebankan melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS) pusat.
”Intinya, sekolah bisa merekrut tenaga guru honorer untuk menutupi kekurangan tersebut supaya jumlahnya ideal. Itu pun sesuaikan dengan jumlah dana BOS yang diterima. Kalau tidak cukup, sekolah terpaksa memberdayakan jumlah guru yang tersedia,” katanya.
Disdik Kotim mencatat, jumlah guru berstatus pegawai negeri dengan tenaga guru honorer, baik penggajian melalui dana BOS pusat dan guru honorer di bawah naungan yayasan, jumlahnya hampir sama.
Rinciannya, guru PNS SD sebanyak 1.448 orang, guru honorer daerah 304 orang, guru tidak tetap 869 orang, guru bantu 3 orang, dan guru honorer yayasan 459 orang. ”Yang paling banyak guru honorer itu direkrut oleh yayasan di bawah naungan perusahaan perkebunan kelapa sawit, karena hampir semua perusahaan punya sekolah dasar swasta,” pungkasnya. (fin/ign)