SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 02 April 2018 12:07
Hhhmmm.. Solar Sulit, Sopir Truk Nganggur
ANTRE: Puluhan truk mengantri hingga sore hari untuk mendapatkan solar, Minggu (1/4) di Jalan HM Arsyad, di salah satu SPBU di Kota Sampit. (AMIR/RADAR SAMPIT )

SAMPIT – Puluhan supir truk memadati jalanan di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Kota Sampit. Mereka mengeluh sulitnya mendapat solar untuk bekerja sehari-hari.

Wawan, sopir truk pengangkut material bangunan, mengaku sudah tiga hari tak bisa bekerja. Jika ingin tetap kerja, dirinya harus mengeluarkan uang lebih besar demi mendapatkan solar dari penjual eceran.  

”Panjang antrean, kadang-kadang solar habis. Kalau ada dalam seminggu 4-5 hari saja adanya. Bahkan bisa satu kali seminggu. Tak pasti,” keluh Wawan Minggu (1/4).

Beda halnnya dengan SN (nama samaran). Dirinya mengantre lantaran ingin mendapatkan solar untuk dijual kembali. Sebagai pelangsir, dia hafal permainan di lapangan. 

Perannya sama seperti warga biasa yang melangsir, namun terkoordinasi. Namun belakangan ini, pekerjaan yang dijalankannya tak lagi lancar. Dalam satu pekan hanya bisa melangsir lima hari. 

”Karena solar sudah habis. Sudah keliling rata-rata semua sama kosong. Kecuali BBM non-Subsidi,” kata SN. 

Ada rencana para sopir bertahan di sekitar SPBU untuk mengajukan protes karena ketersediaan BBM subsidi kerap habis. Bahkan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah organisasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. 

Koordinator Forbes LSM Kotim Audy Valent membenarkan hal tersebut. Dirinya sudah mencari tahu kondisi kelangkaan BBM bersubsidi yang dialami para supir truk. 

”Hampir seluruh SPBU di Kotim tidak normal dalam melakukan pelayanan, khususnya BBM bersubsidi jenis solar dan premium (bensin)  untuk warga. Dari informasi yang saya dapatkan kejadian ini sudah berlangsung lama, pelayanan solar paling lama tiga hari dalam satu minggu, bahkan ada yang melayani solar hanya satu hari dalam satu minggu, selebihnya semua menjual BBM non-subsidi,” jelas Audy. 

Dibeberkannya, pelayanan untuk BBM bersubsidi tidak lancar sehingga terjadi antrean panjang.  Pengawas atau petugas berwenang harus ikut mencari penyebab masalah tersebut. 

”Pertamina perlu menjelaskan hal tersebut ke publik, agar informasi tidak simpang siur. Dan kami selalu mengawasi pelayanan di SPBU khususnya penggunaan BBM bersubsidi, memang saat ini terjadi pelayanan tidak normal,” ujarnya.    (mir/yit) 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers