SAMPIT – Hari pertama pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan sistem semi online di Kabupaten Kotim berjalan sukses. Tidak akan gangguan internet dan pemadam listrik.
Informasi dihimpun Radar Sampit, UNBK di SMKN 1 Sampit menggunakan empat ruangan dengan 114 unit komputer. Jumlah peserta ujian sebanyak 343 orang. Ujian diatur tiga sesi per hari yang dilaksanakan 2 hingga 5 April 2018.
Mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama yakni Bahasa Indonesia, hari kedua Matematika, hari ketiga Bahasa Inggris, dan hari keempat Teori Kejuruan. Pengawas ujian menggunakan sistem silang dari beberapa guru SMK yang ada di Kota Sampit.
“UNBK menggunakan tiga sistem yakni full online, semi online dan offline. Kalau di SMKN 1 Sampit menggunakan semi online, yakni klien terhubung server, kemudian server terkoneksi internet. Pada hari pertama ujian semua berjalan sukses dan lancar tidak ada gangguan mulai dari jaringan internet maupun listrik padam,” ucap ketua panitia UNBK SMKN 1 Sampit Sahrizal Fahlevi, Senin (2/4).
Meskipun selama pelaksanaan UNBK ada kendala terutama listrik, Sahrizal menegaskan bahwa SMKN 1 Sampit telah menyiapkan generator set (genset) sebagai langkah antisipasi. Sebab, SMKN 1 Sampit sebelumnya sudah berpengalaman dalam melaksanakan ujian menggunakan komputerasi.
“Kami sudah melaksanakan UNBK ini yang ketiga kalinya. Jadi, berbagai kendala telah kami antisipasi supaya peserta ujian tidak dirugikan mengingat hasil UNBK ini salah satu syarat kelulusan,” kata Sahrizal Wakasek Kurikulum SMKN 1 Sampit ini.
Terkait fasilitas, lanjut dia, semua menggunakan fasilitas sekolah dan tidak membebani peserta ujian. “Kalau fasilitas seperti komputer semua dari sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, pelaksanaan UNBK di SMK Muhammadiyah Sampit juga berjalan lancar. Semua peserta ujian bisa mengerjakan dengan baik tanpa kendala jaringan internet maupun listrik. “UNBK pada hari pertama berjalan lancar,” ucap Kepala SMK Muhammadiyah Sampit Ushuluddin Nur.
SMK Muhammadiyah Sampit menggunakan dua ruangan dengan jumlah peserta 178 siswa. Satu ruangan terdapat 60 unit komputer, termasuk milik siswa. “Komputer yang tersedia tidak semua fasilitas sekolah, bahkan dari guru dan siswa,” katanya.
Pengawas dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Hermina Landria menyebutkan bahwa khusus di Kotim ada tujuh pengawas yang ditugaskan. Mereka terdiri dari Disdik Provinsi Kalteng dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalteng.
“Secara keseluruhannya pada hari pertama UNBK di Kotim, semua berjalan tanpa kendala. Misalnya tidak terjadi pemadaman listrik dan server macet,” ucap Hermina pada saat ikut mengawas di SMK Muhammadiyah Sampit. (fin/yit)