SAMPIT – Sabuk pantai yang diduga menjadi penyebab putusnya akses jalan menuju makam atau kubah di Pantai Ujung Pandaran akan dipindahkan. Penahan ombak itu akan disejajarkan dengan sabuk pantai lainnya.
”Setelah kami melakukan cek ke lapangan bersama kepala desa, kami sepakat bahwa sabuk pantai kapsul bentuk L posisi paling ujung itu akan disejajarkan dengan sabuk pantai lainnya yang dibuat lurus,” ucap Camat Teluk Sampit Samsurijal, Rabu (4/4).
Sabuk pantai kapsul merupakan proyek dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Laut dengan dana Rp 5,6 miliar lebih. Pembuatan sabuk pantai itu dimulai sekitar akhir 2017 dan dikerjakan oleh PT Penamas Rashataprisma dan konsultan pengawas dari PT Kiat Global Ismatika.
Selama pengerjaan sabuk pantai, kontraktor diduga tidak pernah melakukan koordinasi dengan aparatur desa sebagai penguasa wilayah desa. Selain itu, hingga sekarang tidak ada serahterima padahal pengerjaan sudah selesai.
”Selama ini, baik konsultan pengawas maupun kontraktor tidak pernah melakukan koordinasi dengan desa. Yang jadi imbasnya adalah desa karena proyek diadakan di Desa Ujung Pandaran,” kata Kepala Desa Ujung Pandaran Aswin Nur.
Menurut Aswin, seandainya ada koordinasi dengan pihak desa kemungkinan besar akses menuju kubah Ujung Pandaran tidak putus. Sebab, sabuk pantai berbentuk L itu yang telah membuat masalah baru.
“Desa lebih tahu dampak apa yang bakal terjadi apabila sabuk pantai dibuat L tersebut. Harapannya, sabuk pantai bentuk L itu segera dialihkan atau digeser sejajar dengan sabuk pantai yang sudah ada,” tegas Aswin.
Sebelumnya, sekelompok peziarah asal Banjarmasin terpaksa mengurungkan niatnya karena jalan ke kubah terputus. Namun, masih ada yang tetap nekad menerjang air pasang.
Lokasi jalan yang terputus ada di dekat sabuk pantai. Akses jalan itu terbelah dan terlihat setelah air surut, sehingga tidak dapat dilewati menggunakan kendaraan roda empat.
“Kami harapkan buat jalan alternatif menuju kubah supaya para peziarah tidak kecewa. Ada yang jalan kaki dengan jarak cukup jauh, karena jalan putus,” katanya. (fin/yit)