SAMPIT – Larangan peredaran makanan ikan makarel kemasan kaleng di pasar ikut mempengaruhi penjualan ikan sarden kemasan kaleng. Sebagian masyarakat merasa khawatir ikan sarden kemasan kaleng juga mengandung cacing.
”Dari pantauan kita di masyarakat ada kebimbangan, salah kaprah bahwa setiap yang namanya ikan kaleng itu ada cacing. Padahal yang di balai Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM) itu yang diperiksa hanya makarel,” ujar Bambang, selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan di Dinas Kesehatan Kotim
Menurutnya, berdasarkan pemeriksaan BPOM ada tiga produk ikan makarel dari luar negeri dan 27 produk ikan makarel dalam luar negeri yang dihentikan peredarannya.
Bambang menjelaskan, dalam kandungan ikan sarden, kalau di lihat dalam perutnya kadang-kadang terlihat seperti cacing. Padahal lanjutnya, itu sum-sum tulang belakang ikan. ”Jadi kita tidak bisa melalui kasat mata bahwa itu adalah cacing. Saat ikan sarden kemasan diperiksa, hasilnya negatif,” tambahnya’.
Sementara itu, Supervisor Swalayan Bintang, Anik mengatakan sejak pemberitaan ini heboh di masyarakat omzet penjualannya menurun, tetapi tidak signifikan.
”Penjualan sarden memang juga ikut berpengaruh tetapi masyarakat Sampit sepertinya ada juga yang cuek dengan berita itu. Penjualan sarden padahal saat memasuki bulan puasa paling banyak peminatnya, semoga saja bulan puasa ini tetap ramai,” imbuhnya.
Selanjutnya, Supervisor dari Swalayan Rejeki, Suhendro mengungkapkan pihaknya tidak ambil pusing ada beberapa makanan ikan sarden dan makarel kemasan kaleng yang dikembalikan ke distributornya.
”Kita nggak ambil pusing, memang ada beberapa produk ikan kaleng yang dikembalikan ke distributor asalnya,” cetusnya.(rm-87/gus)