SAMPIT – Hampir seluruh lahan di Kabupaten Kotim merupakan lahan gambut. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memetakan hanya tujuh kecamatan dianggap rawan terutama terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
”Berdasarkan hasil koordinasi, terdeteksi ada tujuh kecamatan rawan kebakaran lahan. Tujuh kecamatan itu rata-rata lahan gambut,” ucap Kepala BPBD Kotim M Yusuf melalui Kabid Kesiapsiagaan Punding, Kamis (26/4).
Dia merincikan, tujuh kecamatan itu meliputi, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan (MHS), Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Utara (MHU), Mentawa Baru (MB) Ketapang, Seranau dan Baamang.
”Selain tanah gambut, dari tujuh kecamatan itu juga terdapat hutan. Hutan itu juga rawan terjadinya kebakaran,” tegas Punding.
Menurutnya, terjadinya kebakaran di atas tanah gambut karena pohon dan tanaman yang ada telah dibersihkan. Akibatnya tanah ketika musim kemarau menjadi kering sehingga mudah terbakar.
”Yang sangat dikhawatirkan itu, ketika membuka lahan dengan cara dibakar. Memang cara seperti itu biayanya sangat murah. Tapi, semua terkena dampaknya. Jadi, kami mengimbau jangan membuka lahan dengan cara membakar,” pesan Punding.
Musim kemarau diperkirakan mulai Juli hingga Agustus. Dari segi persiapan mulai dari peralatan dan tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kotim, tambah dia, semua sudah siap.
”Peralatan BPBD Kotim boleh dikatakan sudah siap. Kami juga sering melakukan koordinasi dengan BMKG Bandara H Asan Sampit untuk memantau apabila terjadi bencana terutama kebakaran hutan dan lahan,” pungkasnya. (fin/oes)