SAMPIT – Sebagain masyarakat yang tinggal di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang dinilai masih melestarikan bahasa Dayak Sampit. Bahkan, kelurahan dekat Bandara H Asan Sampit itu juga dinyatakan sebagai cermin Kota Sampit.
“Kelurahan Baamang Hulu ini cerminan Kota Sampit. Masyarakat masih melestarikan bahasa Dayak Sampit. Jadi, kalau ingin belajar bahasa Dayak Sampit ada di Kelurahan Baamang Hulu,” ucap Ketua Karang Taruna Provinsi Kalteng Abdul Hafiz pada acara momentum Hari Kartini ke 139 di aula Kelurahan Baamang Hulu.
Menurutnya, pergeseran bahasa di zaman sekrang sulit untuk dihindari. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi masyarakat yang tinggal di Kelurahan Baamang Hulu. Komunikasi aktif mereka tetap menggunakan tatanan bahasa Dayak Sampit.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat Kelurahan Baamang Hulu karena tetap melestarikan bahasa daerah. Selain itu, dengan adanya lomba puisi bahasa dayak Sampit juga sangat bagus untuk lebih mengenalkan bahasa dayak Sampit kepada generasi,” imbuhnya.
Dikatakannya pula, potensi yang tersimpan di Kelurahan Baamang Hulu, selain budaya bahasa tetap lestari juga ada potensi usaha nanas. Sebab, kelurahan tersebut mempunyai hamparan perkebunan nanas yang luas.
“Kami berharap pertahankan budaya bahasa Dayak Sampit karena cermin Kota Sampit ada di Kelurahan Baamang Hulu. Yang jelas, hampir 70 persen masyarakat Baamang Hulu menggunakan bahasa Dayak Sampit,” pungkasnya.
Lurah Baamang Hulu Sufiansyah membenarkan bahwa bahasa Dayak Sampit sampai sekarang masih digunakan masyarakat sebagai bahasa sehari-hari. Meskipun banyak pendatang namun bahasa tersebut tetap dipertahankan. (fin/gus)