KOTAWARINGIN LAMA – Terus meningginya kedalaman air yang merendam pemukiman penduduk di wilayah Kelurahan Kotawaringin Hilir (Kohil) dan Kelurahan Kotawaringin Hulu (Kohul) Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), sudah mulai merendam sejumlah rumah.
Dari pantauan Radar Pangkalan Bun di dua kelurahan ini, ada empat buah rumah yang sudah terendam. Satu rumah di Kohul dan tiga rumah di Kohil. Dikelurahan Kohil dua rumah terletak di jalan Pangkalan Bun-Kolam dan satu rumah di jalan Beringin Kohil, sedangkan di Kohul satu rumah di jalan Pengeran Surya RT 03.
Ketua RT 03 Kohul, Trio Sehat membenarkan ada satu rumah di lingkungan RT-nya sudah terendam air sedalam 10 hingga 20 centimeter. Tetapi dia menilai, terendamnya rumah milik Umai itu adalah hal biasa karena rumah itu sudah langganan kena banjir.
”Setiap datang musim hujan, rumah ini pasti dulu terendam karena tiang rumah ini terlalu rendah Dan untuk amannya seperti rumah yang lain, tiangnya harus ditinggikan sekitar satu meter karena posisi rumah berada di dataran rendah,” terangnya, Selasa (1/5) kemarin.
Sementara itu rumah yang didiami keluarga Dedi Setiadi dan keluarga Ngatmin yang berada di jalan Pangkalan Bun-Kolam RT 03 Kohil, sudah tiga hari terakhir ini terendam dan kedalaman air di dalam rumah juga mencapai 20 centimeter. Isum, istri Dedi menuturkan untuk mengamankan harta bendanya mereka membuat lantai darurat di dalam rumah.
Sedangkan rumah keluarga Sukarni yang berada di RT 02 Kohil, airnya belum masuk ke rumah dan baru sampai teras. Posisi rumah ini juga dinilai terlalu rendah, sehingga setiap datang musim hujan jadi langganan banjir.
Hingga berita ini ditulis sore kemarin, tiga kepala keluarga yang terdampak banjir ini belum mendapat bantuan ataupun di data instansi terkait.
Terpisah, banjir di ruas jalan Pangkalan Bun-Kolam yang merendam di kilometer 21 hingga 34 mulai surut, bahkan di sejumlah titik sudah kering. Namun persoalan baru datang. Air menghilang lumpur menghadang.
”Banjir di titik ini dampak dari banyaknya volume air hujan saja, atau orang Kotawaringin menyebutnya banyu pasang darat. Atinya bila curah hujan berkurang dan cuaca panas airnya segera berkurang bahkan bisa kering sama sekali,” ujar warga setempat, Ogi Gusti.
Tetapi tambahnya, ada satu titik banjir yang airnya terus meninggi, yakni 50 meter di ujung jembatan layang Masorayan dari arah Kolam. Banjir di kawasan itu lanjut Ogi, dampak dari luapan Sungai Lamandau yang debit airnya terus meninggi.
”Banjirnya sekitar 200 meter dengan kedalaman berpariasi, antara 50 hingga 100 centimeter dan di titik ini airnya ber-arus deras, jadi perlu hati-hati. Untuk amannya sepeda motor naik getek saja,” saran Ogi. (gst/gus)