KASONGAN - Selain Kecamatan Katingan Kuala, imbas macetnya suplai bahan bakar minyak (BBM) juga dirasakan Unit Layanan Diesel (ULD) Mendawai. Bahkan stok minyak yang tersisa saat ini diperkirakan cuma cukup untuk semalam. Jika tidak segera dicarikan solusi, maka krisis listrik tersebut dikhawatirkan bakal mengganggu aktivitas pendidikan hingga perekonomian masyarakat.
Darniansyah, warga Desa Mendawai, mengatakan, sejak tanggal 6 Mei lalu wilayahnya mengalami pemadaman listrik secara bergilir atau cuma hidup selama 12 jam. Kemudian sejak tiga hari terakhir jadwal hidup listrik diperpendek menjadi delapan jam sehari atau hidup mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Keputusan tersebut terpaksa ditempuh guna meminimalisasi kosumsi BBM PLTD Mendawai.
"Berdasarkan perkiraan pihak PLN, sisa minyak yang ada cuma cukup untuk malam ini saja. Artinya besok dipastikan terjadi pemadaman listrik total di wilayah kami. Tapi kabarnya hari ini mereka mau pinjam minyak dulu di ULD Pagatan. Semoga saja minyak segera datang, sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat," ungkapnya, Minggu (13/5).
Jika sampai terjadi pemadaman total, maka bakal berdampak besar terhadap sektor pendidikan dan usaha masyarakat. Contohnya proses belajar dan mengajar di SMK Mendawai yang memiliki jurusan komputer.
"Masyarakat pengusaha sarang burung walet juga sangat mengharapkan listrik untuk mengisi ulang daya acu untuk menghidupkan speaker panggil dan inap burung, imbuhnya.
Sejak tiga tahun terakhir, kebutuhan listrik di Mendawai dan sejumlah desa di wilayah Kecamatan Katingan Kuala telah terlayani selama 24 jam. Sehingga krisis listrik yang dialami masyarakat saat ini cukup dikeluhkan.
"Kebutuhan BBM untuk ULD Pagatan dan Mendawai berasal dari satu penyuplai saja. Tiap bulan masing-masing ULD ini dijatah 70 ton minyak solar, tapi khusus Mendawai rencananya akan ditambah sebanyak 10 ton minyak. Mengingat luasan layanan listriknya cukup banyak dan menyasar beberapa desa di Katingan Kuala," jelasnya.
Krisis listrik yang terjadi saat ini lantaran kapal berjenis LTC yang membawa suplai BBM tersebut ditahan Ditpolairud Polda Kalteng di Desa Pelangsian, Kecamatan MB Ketapang.
"Informasinya karena ada masalah dengan perizinan atau administrasi kapal. Macetnya suplai BBM untuk ULD Mendawai dan Pagatan, membuat listriknya pun ikut macet. Semoga dalam waktu dekat pihak penyuplai bisa mengirimkan minyak tersebut," harapnya.
Darniansyah yang juga Ketua Panwascam Mendawai itu menambahkan, perjuangan masyarakat Desa Bakung Raya dan Makmur Utama Kecamatan Katingan Kuala untuk mendapatkan layanan listrik sepertinya bakal segera terwujud. Setelah pihaknya melayangkan surat terbuka kepada PT. PLN.
"Dalam waktu dekat manajer PLN Area Palangka Raya akan ke ULD Mendawai untuk melakukan uji coba jaringan listrik. Uji coba itu akan menentukan apakah dua desa tersebut akan kebagian layanan listrik atau tidak," katanya.
Kendati demikian, warga di dua desa itu optimistis layanan listrik bakal mereka nikmati. Pasalnya, tiang hingga jaringan listrik ke rumah-rumah penduduk sudah terpasang rapi sejak tahun 2014 silam. Pun demikian dengan daya listrik yang dihasilkan ULD Mendawai.
"Dulu alasannya karena daya listrik tidak mendukung akibat terbatasnya mesin diesel yang beroperasi. Sekarang PLTD Mendawai sudah mendapat dua tambahan mesin bertenaga 420 KVA. Secara matematika sudah mampu mengaliri listrik sampai ke Desa Bakung Raya dan Makmur Utama. Dari sisi administrasi, jaringan listrik tersebut juga telah memiliki STO sejak tahun 2016 dan SLO sejak tahun 2014 lalu, sehingga tidak ada alasan lagi kalau tidak bisa tersambung," pungkasnya. (agg/yit)