SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 20 Juni 2018 11:00
Harga Kebutuhan Pokok Belum Stabil

Kenaikan Harga Pascalebaran

STOK TERBATAS: Harga ayam potong di Kota Sampit masih tergolong tinggi dari biasanya. Ini terjadi lantaran stok ayam masih terbatas pascalebaran.(USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT—  Sebagian besar harga kebutuhan pokok di Sampit belum stabil pascalebaran. Bahkan harga sejumlah komoditas masih terbilang mahal karena terbatasnya pasokan.

Seperti yang terjadi pada ayam potong, harganya melonjak menjelang Lebaran lalu. Kini harganya masih  Rp 50 ribu per kilogram. Padahal saat normal harga ayam potong hanya Rp 25-27 Ribu per kilogram. Hal tersebut diakibatkan karena stoknya yang terbatas.

”Sebelumnya harga ayam mencapai Rp 65 ribu, saat ini sudah turun. Sebab permintaan sudah menurun, meskipun stoknya terbatas tapi harganya sudah turun,”  jelas Ida,  pedagang ayam potong di Pasar Ikan Mentaya, Selasa (19/6).

Dijelaskan Ida, stok ayam di berbagai pemasok dari lokal maupun luar daerah masih belum normal dikarenakan stok ayam sudah dihabiskan sebelum Lebaran. Sehingga yang mereka jual jumlahnya sangat sedikit, yang secara otomatis membuat harga naik.

”Terpaksa kami juga menjual harga tinggi, karena memang dari pemasok harganya memang tinggi. Semoga kondisi ini segera kembali normal dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya.

Berbeda dengan Pasar Ikan Mentaya, harga ayam potong sedikit lebih murah di Pasar Mangkikit. Harganya sudah Rp 45 ribu per kilogram.

“Hari kemarin turun Rp 50 ribu perkilogramnya, sekarang turun lagi menjadi Rp 45 ribu,” kata Maryam, pedagang ayam potong.

Kendati harganya berbeda, penyebab masih mahalnya harga ayam sama. Yakni disebabkan karena ketersediaan ayam sedikit sehingga harga naik.

”Ayamnya yang kosong makanya harganya naik sudah dari distributor ternaknya. Saya ngambil ayam lokal saja, kalau ayam Banjarmasin mungkin lebih mahal lagi,” katanya.

Belum stabilnya harga juga  terjadi pada cabai rawit. Sejak Lebaran, harga lombok mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Tapi setelah Lebaran harganya berangsur turun, kini Rp 57 ribu per kilogram.

”Mana sisa Hari Raya ini lomboknya kering sudah dari distributornya sana, tetapi hari ini lombok turun menjadi Rp 57 ribu per kilogram,” kata Paijah, pedagang cabai di Pasar Mangkikit.

Sementara untuk komoditas lain seperti  harga bawang putih sejak tiga hari turun dari harga Rp 30 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Sementara harga bawang merah masih stabil di harga Rp 35 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga daging sapi yang sebelumnya sempat melonjak kini sudah stabil. Kenaikan harga daging sapi hanya terjadi saat H-1 Lebaran.

 ”Kalau daging sapi hanya naik saat H-1, saat ini sudah stabil Rp 120 per kilogram,” kata Ismail, pedagang daging sapi di Pasar Mangkikit.

Kenaikan juga terjadi pada ikan. Harga ikan sejak sepekan sebelum Lebaran naik, bahkan kini masih kosong.  Ikan Nila sekarang harganya Rp 38 ribu per kilogram.  kalau dibersihkan sisiknya bisa aja dijual Rp 36 ribu per kilogram. Kalau stabil di harga kisaran Rp 34 ribu dan Rp 35 ribu  perkilogra.

”Sekarang saja ambilan dari distributornya aja sudah Rp 35 ribu per kilogram. Mungkin karena ada gelombang besar, nelayan tidak berlayar selama Lebaran ini saya kurang tahu penyebabnya,”  imbuh Dewi, pedagang di Pasar Ikan Mentaya.

Demikian halnya dengan telur ayam. Meski seminggu sebelum Lebaran harga telur turun, namun setelah Lebaran harga telur naik lagi.

”Seminggu sebelum Lebaran harga telur Rp 1.600 per butir sekarang sudah naik menjadi Rp 1.800 per butir,” kata Lina, salah seorang pedagang. (dc/rm-87/oes)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers