SAMPIT – Penumpang arus balik lebaran 2018 pada H+6 (Rabu tanggal 20/6) kemarin, melalui pelabuhan Sampit, masih terbilang sepi. Dari KM Kelimutu, yang pertama kali mendarat di Sampit pasca lebaran, penumpangnya banyak didominasi para pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit dari pulau Jawa.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Toto Sukarno mengatakan, arus balik H+1 hingga sampai pada H+6 kemarin, terbilang belum banyak para penumpang kapal yang datang.
”Memang belum banyak para calon penumpang kapal yang pulang dari kampung halamannya (Jawa-red). Pada arus balik Lebaran 2018 yang terhitung pada H+6 ini, penumpang yang turun sebanyak 996 orang dan yang naik kurang lebih 500 orang,” paparnya kepada Radar Sampit, kemarin.
Selain itu Toto memprediksi, puncak arus balik lebaran 2018 akan terjadi mulai dua minggu setelah Lebaran. Menurutnya di Jawa, khususnya Semarang dan Surabaya, ada namanya Lebaran Ketupat, sehingga saat ini para calon penumpang kemungkinan besar masih merayakan tradisi tersebut di kampung halaman.
Toto juga memaparkan, pemudik dengan kapal laut di tahun 2018 ini, menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, tercatat sebanyak 18.496 pemudik. Sedangkan pada Tahun 2018 ini, tercatat hanya sebanyak 15.838 pemudik.
Sementara itu terkait gelombang di perairan laut Jawa, menurut Toto terbilang cukup besar. Ketinggiannya diperkirakan hampir mencapai dua meter. Namun hal tersebut tidak menjadi suatu kendala bagi para penumpang kapal arus balik menuju ke perairan Kota Sampit.
”Saya dapat informasi dari nahkoda kapal, bahwa saat ini gelombang sudah mulai tinggi, namun allhamdullillah tidak ada masalah sedikit pun. Hanya saja, kemungkinan para penumpang kapal akan merasakan mabuk saja saat berada di atas perairan yang gelombangnya terbilang cukup besar,” pungkasnya.(sir/gus)