SAMPIT – Aksi kejahatan dengan modus gendam membuat geger Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit. Seorang ibu bersama anaknya menjadi korban. Uang sebesar Rp 13,5 juta melayang digasak pelaku yang jumlahnya tiga orang. Hal itu patut diwaspadai, karena para pelaku diduga masih berkeliaran.
Korban kejahatan itu, Yanti (40), merupakan pendatang dari Palembang. Dia bersama anak lelakinya yang masih remaja, datang ke PPM untuk membeli barang, Rabu (11/7). Rencananya barang tersebut akan dijual kembali di salah satu wilayah perkebunan kelapa sawit di Kotim.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Yanti ke pusat perbelanjaan itu menggunakan pikap. Sebelum berbelanja, wanita itu mengambil uang di ATM sebesar Rp 50 juta. Setelah itu, dia dan anaknya berkeliling mencari barang yang diperlukan.
Selesai berbelanja, Yanti menuju kawasan parkir. Saat itulah mereka didekati tiga orang tak dikenal. Dua orang di antaranya kemudian mengajak Yanti dan anaknya masuk ke dalam pikap wanita itu, sementara satu orang lagi menunggu di luar, samping mobil.
Dua orang itu kemudian menawarkan jimat kepada Yanti. Harganya jutaan rupiah. Salah seorang pelaku mengaku menawarkan jimat itu untuk ongkos pulang. Diduga saat itulah pelaku melancarkan aksi gendamnya.
Yanti yang berada di bawah pengaruh gendam, awalnya berniat membeli jimat tersebut seharga Rp 1 juta. Namun, pelaku menolak. Mereka menginginkan Yanti membayar lebih dengan harga Rp 3,5 juta.
Setelah harga disepakati, pelaku malah menggertak Yanti. Dia menyebut Yanti berbohong, karena sebelumnya wanita itu mengaku tidak membawa uang lebih. Yanti pun menunjukkan sisa uangnya yang masih tersimpan di dalam tas. Uang itu diambil pelaku. Mereka berhasil menggasak uang korban sebesar Rp 13,5 juta.
Sarbaini (25), petugas keamanan di kawasan PPM menuturkan, awalnya anak korban sempat menegaskan kepada ibunya agar menolak tawaran dari para pelaku. ”Tapi, karena sudah terhipnotis, akhirnya para pelaku dengan mudah mengambil uang milik korban tersebut,” ujarnya.
Tidak berselang lama setelah pelaku pergi, korban dan anaknya mulai sadarkan diri. Yanti panik karena tertipu mentah-mentah. Dia berkeliling di seputar PPM sambil menangis histeris. Korban langsung melaporkan kasus itu ke Polsek Ketapang didampingi petugas keamanan.
”Menurut korban, ciri-ciri orang yang menawarkan jimat tersebut, kepalanya botak, gigi ompong, sambil membawa tas,” kata Sarbaini, seraya menambahkan, korban telah kembali ke kediamannya di kawasan perkebunan kelapa sawit.
Komandan Peleton (Danton) Satpam Sampit Arfan Saputra mengatakan, aksi pelaku di tengah keramaian tersebut tak mencolok perhatian. ”Saat korban mendatangi kami, pelaku sudah tidak ada lagi di lokasi. Kemudian kami antar ke kantor polisi sesuai dengan keinginan korban,” katanya. (sir/mir/ign)