PANGKALAN BUN – Antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) secara besar-besaran mulai dilakukan ketika mendekati musim kemarau saat ini. Di tahun 2018 ini, antisipasi berupa apel besar gabungan Se Kalimantan Tengah (Kalteng) bakal dipusatkan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Rencananya apel gabungan melibatkan lintas instansi ini bakal digelar di areal pabrik kelapa sawit Sulung, PT CBI pada Selasa (31/7) mendatang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Hermon F Lion menyampaikan, apel gabungan karhutla tersebut ada tiga bagian, pertama yakni pelaksanaan upacara karhutla, kedua gelar peralatan dan ketiga gelar penanganan atau simulasi penanganan karhutla.
“Upacara nanti, rencananya harapan kita yang menjadi inspektur adalah Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran,” ungkapnya kemarin (12/7).
Hermon melanjutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Kalteng dan pihak Protokol Provinsi Kalteng untuk mempersiapkan pelaksanaan apel tersebut. Selain itu undangan untuk instansi terkait serta bupati/walikota se Kalteng juga telah disebar, untuk ikut serta menghadiri apel tersebut.
“Kita serahkan kepada pihak Provinsi, dan kita harapkan Gubernur dapat hadir,” cetusnya.
Hermon menambahkan, untuk peralatan menghadapi karhutla, BPBD Kobar akan menambah peralatan yang bersumber dari dana BPHDR, karena bisa menjadi dukungan dalam menangani Karhutla di lapangan.
“Yang paling efektif dan sangat diperlukan yakni mesin portable, nozel, selang dan lain-lain,” tambahnya.
Terpisah, Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah juga mengingatkan masyarakat Kobar untuk tidak membakar lahan. Sehingga musim kemarau tahun 2018 Kobar kembali bebas asap.
"Kami mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kobar. Bahwa sekarang ini sudah memasuki musim peralihan dari musim penghujan ke kemarau. Maka aktivitas seperti membakar lahan jangan dilakukan lagi," imbuhnya.
Sementara itu sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Bandara Iskandar Pangkalan Bun, bahwa musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai akhir September.
"Meskipun tidak lama, semua masyarakat jangan ada yang membakar lahan dan hutan. Termasuk jika ada yang membakar akan cepat kita tangani agar tidak meluas. Baik itu menerjunkan pemadam kebakaran dengan dibantu TNI, Polri serta relawan pemadam api," pungkas Ahmadi Riansyah. (jok/rin/gus)