SAMPIT— Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sudah terbentuk di Kotim ini ada sebanyak 140 unit, di 168 desa. Memang belum seluruhnya berjalan secara maksimal, namun diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi desa.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Redy Setiawan menjelaskan, BUMDes yang ada di desa saat ini sebagian memang tidak berjalan sesuai dengan potensi desa. Menurutnya sebagian ada yang mengembangkan dibidang usaha lain, yang lebih banyak melibatkan masyarakat salah satunya seperti simpan pinjam, seperti di Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga, yang juga sudah mulai berjalan.
“Bagus saja mengambangkan usaha dibidang lain, namun alangkah lebih baiknya lagi jika di bidang sesuai potensi desa, sehingga dapat membantu masyarakat,” imbuhnya.
Redy melanjutkan, seperti halnya masyarakat sebagai petani karet, maka BUMDes dapat menjadi pembelinya. Jika dibidang pertanian maka BUMDes dapat menggeluti usaha pengilingan padinya. Seperti halnya di daerah Pulau Jawa, usaha BUMDes lebih banyak dikaitan dengan potensi desa, sehingga masyarakat juga diberdayakan dan sama-sama menguntungkan.
”Sehingga keberadaan BUMDes bermanfaat untuk masyarakat, namun tetap mengelola usaha di luar potensi desa juga tidak masalah. Asalkan mampu berkembang dan dapat menjadi penghasilan desa,” pungkasnya.
Redy juga mengingatkan, peningkatan SDM pengelola juga penting agar BUMDes dapat dikelola profesioanal dan mampu berkembang lebih baik lagi. Perangkat desa sebagai pembina BUMDes juga harus mampu membimbing, terutama dalam pengelolaan administrasi dan pengembangan usaha. (dc/gus)