SAMPIT - Sejumlah petani kelapa sawit kesulitan menjual tandan buah kelapa sawit. Pasalnya, sejumlah pabrik kelapa sawit menolak membeli tandan buah para petani. Akhirnya
buah sawit membusuk.
Ketua Kelompok Tani Tehang Mandiri Kecamatan Parenggean Prihanto mengatakan, beberapa perusahaan yang memiliki pabrik kepala sawit menolak membeli buah kelapa sawit. Pihak perusahaan beralasan sedang kelebihan pasokan sawit. Selain itu, pihak perusahaan juga beralasan kualitas buah milik petani mandiri kurang baik.
"Kita bingung mau jual kemana buah yang sudah kita panen. Karena pabrik kepala sawit yang berada di sekitar wilayah kami menolak membeli. Padahal regulasi sudah jelas dan diatur terkait harga dan pabrik yang menampung adalah yang terdekat, sehingga program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat dapat terealisasi," tegas Prihanto.
Para petani sawit tidak mampu berbuat banyak karena buah sudah dipanen. Mengatasi buah yang membusuk para petani di Desa Tehang menjual buah sawit ke wilayah lain dengan harga yang murah.
"Kita terpaksa menjual ke daerah lain, misal ke Seruyan dan sekitarnya. Itupun harga rendah dan dibatasi, karena banyak juga petani yang mengantar ke perusahaan tersebut. Selain itu kita jual murah dari biasanya, dari yang biasa 1.250 sampai 1.500 per kg, sekarang hanya Rp 600 sampai Rp 1.000," tukasnya.
Sementara itu petani kepala sawit di Desa Lampasa, Kecamatan Seruyan Raya, terpaksa tidak memanen buah sawit. Pasalnya, pabrik kelapa sawit tidak bisa membeli buah dari petani selama tiga bulan ke depan.
"Sudah sebulan kita kebingungan menjual buah sawit. Kalaupun ke daerah lain, harga sangat murah. Jika biasa kita jual 1.000 sampai 1.500, maka sekarang Rp 600 saja. Itupun harus antre dan jumlah yang dijual dibatasi," ucapnya.
Para petani sawit berharap, pemerintah dapat mengambil kebijakan terkait regulasi penjualan dan pembelian hasil kebun kelapa sawit milik para petani mandiri. Pasalnya, warga telah menggantungkan hidup dengan berkebun sawit.
"Hampir semua desa yang ada wilayah perbatasan Kotim Seruyan hingga Sebabi banyak yang berkebun sawit. Kami kesulitan jika kondisi ini terus terjadi. Kami berharap pemerintah mengatur agar perusahaan yang ada di sekitar desa mau membeli buah sawit milik warga," harapnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh petani sawit di Desa Bukit Raya, Kecamatan Cempaga Hulu. Mereka meminta agar setiap perusahaan perkebunan atau pabrik yang ada di sekitar desa mau membeli buah sawit dari petani.
"Harapan kita agar perusahaan yang ada di sekitar desa yang membeli. Kalau kami jual ke tempat lain, kami akan kena biaya angkut dan sebagainya lagi. Ini kita bisa mengalami kerugian, kalau tidak dijual, buah akan busuk. Untuk itu kami berharap ini menjadi perhatian," kata Pendi, petani sawit asal Bukit Raya. (arj/yit)