SAMPIT – Murka warga Dusun Terobos, Desa Bukit Raya, Kecamatan Cempaga Hulu, terhadap aktivitas angkutan perusahaan di wilayah itu mencapai puncaknya. Mereka menghentikan sejumlah truk perusahaan perkebunan yang melewati jalan desa dan meminta agar aktivitas pengangkutan segera dihentikan.
”Kami merasa aktivitas truk yang setiap hari hampir seratus truk melewati jalan Dusun Terobos ini sangat menganggu. Karena itu, kami sudah menyurati pihak perusahaan, dalam hal ini PT NSP (Nusantara Sawit Persada) untuk mulai mengalihkan jalan khusus supaya tidak lewat kampung kami,” kata Mudi Misran, warga Dusun Terobos, Minggu (24/1).
Mudi menuturkan, angkutan perusahaan yang melintas di jalan dusun itu kerap membahayakan penduduk sekitar. Anak-anak rawan menjadi korban konvoi truk tersebut, karena kerap bermain di sekitar jalan truk melintas.
”Yang namanya jalan kampung seharusnya bukan untuk jalan truk. Apalagi anak-anak bermain di halaman yang sebagian merupakan jalan dusun itu. Kami khawatir terjadi sesuatu ke depannya, karena itu kami keberatan dengan aktivitas ini,” katanya.
Setiap hari, lanjutnya, tidak kurang dari seratus truk kelapa sawit milik perusahaan yang melintas. Bahkan, belakangan truk itu layaknya konvoi. Pihaknya telah menyurati DPRD Kotim, pihak desa, dan kecamatan setempat, meminta solusi dari Pemkab Kotim agar truk tak lagi melintas di jalan dusun. Selain itu, ada kebijakan Pemkab dengan perbaikan kerusakan yang disebabkan truk.
”Warga tanda tangan dan sepakat dalam surat itu. Kami sudah sampaikan kepada Komisi IV DPRD Kotim,” tutur Mudi.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotim Ary Dewar mengatakan, aksi warga itu dilatari kekesalan terhadap angkutan yang melintas dan merusak jalan dusun tersebut, namun tak ada sumbangsih untuk perbaikan.
”Kami minta ke mereka agar tidak ada anarkis dan lebih menggunakan jalur pemerintahan untuk melaporkan persoalan dan keluhan mereka ke DPRD supaya bisa difasilitasi,” ujarnya.
Menurut Ary, lalu lintas truk di jalur dusun itu 24 jam penuh. Kondisi itu sudah lama terjadi dan pihak perusahaan tidak memikirkan warga sekitar jalan yang dilintasi tersebut. ”Surat warga sudah masuk dan nanti akan diagendakan untuk memanggil pihak perusahaan dan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.
Ary menjelaskan, truk yang melintas tersebut dari seberang sungai, kemudian diangkut menuju pabrik PT Nusantara Sawit Persada. Disinyalir tidak hanya truk satu perusahaan yang melintas, tetapi ada perusahaan lain.
”Sudah seharusnya perusahaan membuat jalan khusus. Masa melewati jalan kampung. Investor semacam ini artinya mau terima beres. Coba bikin jalan khusus menuju pabrik, jangan lewat jalan desa itu,” tandasnya. (ang/ign)