MUARA TEWEH – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara (Batara) menutup praktik prostitusi di lokalisasi yang terletak di KM 3,5 jalan Muara Teweh-Puruk Cahu, pada tahun 2019 mendatang tampaknya sudah tak bisa ditawar-tawar. Sehubungan dengan program tersebut, pemerintah pun siap memberikan pelatihan-pelatihan kepada para PSK di lokalisasi tersebut, dengan harapan setelah prostitusi terbesar di wilayah DAS Barito ini ditutup, mereka bisa menggunakan keterampilan yang di dapat dari program pelatihan yang diberikan untuk bekerja atau membuka usaha sendiri.

“Para PSK yang ada di lokalisasi bila meninginkan untuk dilatih keterampilan maka kita siap, misalnya untuk pelatihan menjahit, tatarias, atau apa nanti yang mereka usulkan. Demikian pula terhadap PSK yang mau pulang ke kampung halamannya, pemerintah siap untuk memulangkannya,” ujar Plt Kepala Dinsos PMD, Everedy Nor, Rabu (26/7).

Disampaikannya, pendataan terhadap para penghuni di lokalisasi tersebut dilakukan. Jumlah keseluruhan penghuni yang ada di tempat itu ada sebanyak ratusan orang. Sementara untuk bangunan yang ada sekarang beserta lahannya bukan milik pemerintah daerah, atau milik pribadi para pemilik wisma.

“Jadi setelah prostitusi di tempat tersebut ditutup pemerintah, para pemilik wisma bisa memanfaatkan bangunannya. Kita tidak melarang jika setelah prostitusi di tempat ini ditutup, para pemilik wisma ingin berusaha yang terpenting tidak ada lagi prostitusi di tempat itu,” jelas mantan Camat Teweh Tengah ini.

Ditambahkannya, sehubungan dengan rencana penutupan prostitusi di lokalisasi ini, rencananya pada tanggal 14 Agustus 2018 mendatang, tim dari provinsi Kalteng akan datang ke daerah ini.

“Nantinya tim dari Provinsi dan Pemkab Batara yang terdiri dari SOPD terkait, akan kembali mensosialisasikan lagi rencana penutupan lokalisasi ini kepada para penghuni di lokalisasi tersebut,” tuturnya.(viv/vin)