PANGKALAN BUN - Lama tidak terdengar kabarnya, kawasan prostitusi yang merupakan gusuran dari Kalimati Lama tersebut diam-diam kembali beroperasi. Sejumlah wisma karaoke plus-plus bahkan telah operasional dengan menyiapkan purel-purel dari luar pulau Kalimantan lengkap dengan minuman kerasnya.
Mendapati bahwa lokasi tersebut kembali beroperasi dan menimbulkan keresahan di masyarakat, sejumlah warga melaporkannya ke Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kobar.
Berbekal laporan masyarakat, para aparat penegak Perda tersebut mulai melakukan investigasi dan melakukan pemantauan dengan senyap hingga akhirnya mendapati sejumlah wisma telah buka.
"Kemudian kita tindaklanjuti dengan menggelar operasi penertiban ke lokasi prostitusi Dukuh Mola pukul 22.00 WIB kemarin, dan hasilnya tiga PSK berhasil kita amankan," kata Kasatpol PP dan Damkar Kobar Majerum Purni, Selasa (21/7).
Tiga PSK tersebut masing-masing SL (34) yang merupakan warga Semarang, Jawa Tengah, kemudian SL (30) warga Karang Anyar yang juga merupakan eks PSK di Kalimati Lama, serta VS (20) asal Purwakarta, Jawa Barat yang mengantongi identitas dengan alamat Eks Kalimati Lama.
Mirisnya berdasarkan informasi, para PSK ini berada di bawah asuhan dari para pemilik wisma atau germo yang ternyata juga mempunyai sejumlah wisma di daerah lain seperti di Lamandau dan Sukamara. Dan mereka menjalankan bisnis lendirnya dari jarak jauh.
"Identitas ketiga PSK tersebut ditahan oleh bosnya, juga ada seorang pria yang merupakan operator karaoke yang baru bekerja selama seminggu, kita saat ini sedang telusuri keberadaan bos mereka," tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tiga PSK dan satu operator tersebut saat ini diamankan di Kantor Satpol PP untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sementara itu salah seorang PSK berinisial VS (20) menceritakan bahwa niatnya untuk bekerja sebagai PSK tersebut bermula dari retaknya rumah tangga yang telah ia bina beberapa tahun. Lantaran kerap mendapat perlakukan kasar suaminya ia memilih untuk bercerai.
Terhimpit kebutuhan ekonomi saat menjanda, perempuan muda ini kemudian mendapat informasi dari kawannya yang pernah bekerja sebagai PSK di Dukuh Mola bahwa lokasi tersebut akan dibuka kembali. Kemudian ia mencari informasi dan memutuskan untuk terjun ke lembah hitam, dengan harapan suatu saat ia menemukan pria yang mau menjadikannya sebagai istri atau memberikan modal kerja.
"Tujuan saya bukan selamanya untuk terjun ke dunia hitam ini, berharap ada tamu yang memberikan modal atau mengambil sebagai istri, dan saya baru tujuh bulan menjalani profesi ini," pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) secara resmi telah menutup sejumlah kawasan lokasi prostitusi dan memulangkan ratusan Pekerja Sek Komersial (PSK) ke daerah asalnya masing - masing pada Bulan Mei 2018 silam.
Selain dilakukan penutupan, pemerintah daerah juga telah meluluhlantakkan bangunan - bangunan yang diindikasikan sebagai tempat maksiat tersebut, termasuk salah satunya pusat lokasi prostitusi Dukuh Mola, Kalimati Baru, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. (tyo/sla)