PANGKALAN BUN-Pedagang hewan kurban dadakan mulai bermunculan. Mereka mulai memajang hewan dagangan mereka di tenda-tenda pinggir jalan atau kandang-kandang semi permanen yang rata-rata dibangun sejak akhir Juli lalu.
Seperti yang terlihat di jalan Pasanah, kelurahan Madurejo kecamatan Arut Selatan. Pargi, pedagang hewan kurban mengakui bahwa ia mulai aktif berjualan sejak akhir bulan Juli lalu.
”Akhir bulan lalu sudah mulai jualan. Jual kambing dan sapi kurban,”katanya kepada Radar Pangkalan Bun, Jumat (3/8).
Puluhan sapi dan kambing yang dijualnya didatangkan dari Madura, Jawa Timur, dengan menggunakan kapal barang. Sapi dan kambing dagangannya dikirim dengan pengawalan orang suruhannya.
”Pakai kapal mas, ya ada yang jagain di kapal dan kasih makan. Karena pelayarannya bisa lebih dari 24 jam,”terangnya dengan logat Madura yang khas.
Selama ini ketika mendatangkan hewan kurban, ia tidak harus datang ke lokasi peternakan. Karena sudah menjadi langganan dan sudah kualitas hewan yang dipesannya sudah dijamin.
Kemudian untuk urusan harga, sapi yang dijual saat ini paling murah dikisaran Rp 15 juta dan paling mahal Rp 36 juta. “Sapi Madura kan tidak terlalu besar, bisa dibilang harganya cukup ekonomis,” cetus Pargi.
Berbeda dengan Pargi, pedagang hewan kurban lainnya, Panut mengatakan mulai tahun ini sebagian sapi dagangannya tidak lagi didatangkan dari luar Kalteng. “Sekarang sebagian dari Jawa dan Madura, sebagian lagi dari peternak lokal di Pangkalan Lada,”ucapnya.
Menurutnya saat ini jumlah peternak sapi di Kabupaten Kobar sudah mulai banyak. Dan saat musim kurban sekarang ini, sapi-sapi mereka sudah banyak yang siap jual.
”Mungkin harganya sedikit beda, tapi masih dapatlah (untung) karena ongkos angkutnya lebih murah. Dan kita bisa pantau sendiri ke kandang para peternak,”tandas Panut. (sla/gus)