SAMPIT— Melalui hasil survei dari Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terdapat 115 titik yang menjadi lokasi pemantauan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, dari hasil pemantauan yang dilakukan pada hari pertama pada Sabtu (1/8), tidak menemukan kendala yang berarti.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kotim, Danik Ariyanti mengatakan, di hari pertama pemantauan atau pemeriksaan hewan kurban pihaknya tidak menemukan penyakit yang berbahaya.
"Dari hasil survei 115 titik menjadi locus pemantauan, di hari pertama tidak menemukan penyakit yang berbahaya, yang bisa menyebabkan daging atau jeroan tidak bisa dikonsumsi," ujarnya saat melakukan pemeriksaan hewan kurban di Kantor Radar Sampit, Sabtu (1/8).
Dijelaskannya, yang menjadi parameter pemeriksaan adalah antemortem dari gejala fisiknya serta gejala klinis, pemeriksaan dilakukan terutama untuk jeroan, terkait pemeriksaan postmortem atau setelah hewan disembelih.
"Diperiksa hatinya, bagaimana apakah ada perubahan seperti pembengkakan, apakah ada kerusakan atau ketidaknormalan dihati paru, limpa, dan ginjal, kemudian pemeriksaan saluran pencernaan," terangnya.
Dirinya menambahkan pihaknya sudah menempatkan petugas teknis didelapan kecamatan, yang mana pemantauan terhadap kecamatan - kecamatan tersebut dilakukan via daring.
Sementara itu, terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19 pelaksanaan kegiatan penyembelihan hewan kurban, sampai dengan pembagian dirinya menuturkan sebagian besar belum sepenuhnya melaksanakan protokol tersebut.
"Untuk petugas masih banyak yang belum pakai masker, sarung tangan, juga belum menerapkan jaga jarak, dan untuk tempat pembagian masih pakai alas biasa, harusnya di atas menggunakan meja," ungkapnya.
Kemudian lanjutnya, pihaknya tidak menemukan kendala saat melakukan pemeriksaan meskipun di tengah pandemi Covid-19, hanya saja pihaknya menjadi lebih berhati - hati. (yn/dc)